Monday 4 December 2017

Unknown

Perkembangan Kognitif Pada Anak 1-6 Tahun



Perkembangan Kognitif Pada Anak 1-6 Tahun



Perkembangan kognitif anak berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tetapi, ada hal-hal tertentu yang dapat menjadi gambaran umum yang menandai perkembangan kognitif anak pada tiap usia.
Kadang orang tua lebih banyak memperhatikan perkembangan fisik dibanding perkembangan kognitif anak. Ada kalanya ini karena ketidaktahuan orang tua dalam mengenali kemampuan kognitif anak di berbagai tahapan usia. Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi bahan pengamatan Anda pada anak usia 1-2 tahun dan 3-6 tahun.
Balita 1-2 Tahun
Otak berkembang sangat pesat setelah bayi berusia lebih dari setahun. Pada usia setahun, balita mulai mampu mengingat pengalaman yang ia alami sehari atau beberapa jam sebelumnya.
Ia dapat melakukan hal yang ia pelajari beberapa saat sebelumnya, seperti menyusun balok dan melempar bola.
Pada usia ini ia juga mulai melihat hubungan antarperistiwa seperti ketika ia melempar bola, bola itu akan memantul. Atau saat ia menekan saklar, lampu akan menyala. Pada usia 1,5 tahun, Ia mulai mengenali orang lain sebagai orang asing dan menempel terus pada orang tuanya. Sementara, balita setelah usia 2 tahun juga dapat meniru atau berpura-pura menjadi sosok lain. Misalnya berpura-pura memberi minum pada bonekanya atau bicara di telepon mainan.
Anak 3-6 Tahun
Anak tiga tahun mulai gemar bertanya “mengapa.” Ia juga akan menyimak jawaban Anda selama Anda dapat membuat penjelasan yang mudah ia pahami. Meski demikian, ia belum dapat mengerti alasan maupun penjelasan yang detail atau serius. Anda dapat memberikan kalimat beserta alasan sederhana seperti: makan buah, biar sehat.
Tugas orang tua menjadi lebih menantang karena terkadang pertanyaannya yang sederhana justru adalah yang paling rumit. Contohnya “buat apa berdoa?” atau “mengapa anjing tidak bisa bicara?” Terutama karena pertanyaannya membutuhkan jawaban rumit tapi perlu dibuat sederhana.
Ini adalah usia yang tepat bagi anak untuk diperkenalkan ke tempat-tempat di mana ia dapat belajar berbagai macam hal, seperti museum dan kebun binatang. Banyak museum yang kini didesain khusus untuk keluarga sehingga tidak membosankan dan menarik perhatian anak. Pada usia ini, anak juga mulai menunjukkan ketertarikannya pada mainan atau bidang spesifik seperti musik, menggambar, dan olahraga.
Namun, ia masih tetap belum begitu memahami konsep waktu yang panjang. Misalnya, jika diberi tahu bahwa dinosaurus pernah hidup 200 ribu tahun lalu, ia belum tentu memahami jarak waktu antara dulu dengan sekarang.
Pada usia empat tahun, anak mulai mengerti berbagai konsep dasar yang diajarkan di sekolah seperti waktu pagi, siang, malam, hujan, dan panas. Memasuki usia lima tahun, si Kecil mulai  bisa menamai hari, huruf alfabet, angka, dan memahami bentuk seperti bulat dan kotak. Ada banyak buku anak yang dapat membantu anak memahami konsep-konsep tersebut.
Sementara pada usia enam tahun, perkembangan kognitif anak berkembang menjadi lebih memahami dunia di sekelilingnya. Anak mulai mengumpulkan informasi, mengevaluasi, dan menginterpretasikan sesuai kemampuannya. Pada usia ini, ia juga mulai membaca dan menulis kalimat, serta mengerjakan penjumlahan dan pengurangan sederhana.
Pada usia enam tahun, ia mulai memiliki pemikiran baru yang lebih matang seiring peralihannya dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Anda dapat membantu memantapkan perkembangan kognitifnya dengan permainan yang mengasah ingatannya seperti board game yang serupa ludo, halma, atau ular tangga.
Penting untuk terus menstimulasi otak anak untuk mendukung perkembangan kognitifnya. Namun yang terpenting, tidak perlu membandingkan perkembangannya dengan anak lain, karena setiap anak memiliki waktunya sendiri. Pada saat usia Si Kecil 3 tahun, ia seharusnya sudah bisa berbicara, membuat garis atau gambar dengan pensil atau crayon, memahami perintah, melompat, dan bermain serta berimajinasi dengan boneka atau mainannya. Jika perkembangan kognitifnya dirasa mengkhawatirkan atau terhambat, Anda dapat mengonsultasikannya pada psikolog atau dokter anak.
Semoga Bermanfaat...


Sumber: www.alodokter.com

Unknown

About Unknown -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :