PROGRAM BK DI SD
DAN IMPLIKASI PENGEMBANGANNYA
A.
Konsep Program
Di Sekolah Dasar (SD), kegiatan BK tidak
diberikan oleh guru pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP
dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas
menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan
memberikan layanan BK kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Masalah-masalah
yang dialami siswa dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari
siswa itu sendiri maupun yang bersumber dari lingkungannya, maka dari itu siswa
perlu dibantu dalam hal mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik
masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa
yang akan datang. Sejalan dengan sebab-sebab permasalahan tersebut. Kebutuhan
bimbingan di SD bertolak dari upaya-upaya berikut ini :
1. Membantu
Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.
Tugas
perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam
kehidupan seseorang. Havighurst menyatakan ada sejumlah tugas perkembangan yang
harus dilaksanakan pada anak-anak tingkat SD (6-12), yaitu:
a.
Mempelajari
keterampilan-keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
b.
Mengembangkan keseluruhan
sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh.
c.
Belajar bergaul denan
teman-temannya.
d.
Mengambangkan
keterampilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
e.
Mengembangkan konsep-konsep
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
f.
Mengembangkan kata hati dan
norma-norma
g.
Mendapatkan kebebasan
pribadi
h.
Mempelajari peranan sosial,
baik sebagai wanita maupun pria
i.
Mengembangkan sikap-sikap
terhadap kelompok dan badan sosial.
Guru
perlu memahami konsep-konsep tentang tugas-tugas perkembangan diatas. Dengan
memahami konsep tersebut, guru tidak saja dapat mencari dan menyatakan tujuan
tujuan pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan
tingkat kematangan, kesiapan dan kebutuhan anak.
Secara
umum tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah untuk membantu para
siswa agar dapat mencapai tahap perkembangan optimal. Secara akademis pelayanan
ini bertujuan agar setiap siswa memperoleh kesesuaian antara kemampuan dan
jurusan (program studi) yang dipilihnya dan dapat mencapai prestasi kerja
secara optimal.
Secara
khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah untuk membantu
siswa agar dapat memenuhi tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial,
pendidikan, dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan
dengan enam aspek yang idealnya dapat terpenuhi (Winkel, 1997: 160-161) yaitu:
1.
Sebagai penjabaran dari
tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa
untuk mengikuti pendidikan menengah. Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar,
Landasan, Program dan Pengembangan, pemberian bekal di SD lebih dikongkretkan
sebagai “memberikan bekal kemampuan dasar Baca-Tulis-Hitung, pengetahuan dan
ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat
perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SMP”.
2.
Kebutuhan pada anak
sekolah, yang terutama berkisar antara kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan
perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan
kognitifnya serta memperoleh pengakuan dan teman sebaya. Tugas-tugas
perkembangan yang dihadapi oleh siswa adalah, antara lain mengatur beraneka
kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggungjawab, bertingkah laku dengan cara
yang dapat diterima oleh keluarga dan teman-teman sebayanya, cepat
mengembangkan bekal kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung,
mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan
membentuk kata hati. Beban yang harus dipikul oleh siswa di sekolah adalah
mendalami bahan kajian dan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis,
Matematika (termasuk berhitung), Sains atau IPA, IPS, Seni Budaya dan
Ketrampilan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta berbagai muatan lokal
seperti Bahasa Daerah, Bahasa Inggris dan lain sebagainya. Di samping itu sekolah
menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler, berupa kegiatan pengayaan,
kegiatan perbaikan serta kegiatan untuk lebih memantapkan kepribadian seperti
kepramukaan dan berbagai jenis olahraga.
3.
Pola dasar bimbingan
yang dipegang adalah pola generalis. Ini berarti bahwa semua tenaga
kependidikan yang lazimnya terdapat di jenjang pendidikan dasar dilibatkan
walaupun mungkin tersedia satu atau dua tenaga profesional di bidang bimbingan.
4.
Komponen bimbingan yang
diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian informasi dan konsultasi.
Pengumpulan data meliputi beberapa hal yang pokok seperti kemampuan belajar
siswa dan latar belakang keluarga. Pemberian informasi meliputi perkenalan
dengan sejumlah bidang pekerjaan yang relevan unuk siswa-siswi di daerah tertentu,
pengetahuan tentang cara bergaul yang baik dan beberapa patokan dasar untuk
menjaga kesehatan mental. Konsultasi diberikan oleh guru kelas kepada orangtua
siswa dan oleh tenaga bimbingan profesional kepada guru-guru yang membutuhkan.
Konseling dipegang oleh seorang ahli bimbingan profesional.
5.
Bentuk bimbingan yang
kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat bimbingan yang mencolok ialah
sifat perseveratif dan preventif sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan
mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul apabila terjadi kasus
penyimpangan dari laju perkembangan normal yang biasanya berkaitan erat dengan
situasi keluarga. Ragam bimbingan yang mendapat urutan pertama adalah
pribadi-sosial, sedangkan ragam akademik dan ragam jabatan atau karier mendapat
urutan yang kedua dan ketiga.
6.
Tenaga yang memegang
peranan kunci bimbingan di Sekolah Dasar saat ini adalah guru kelas, yang
mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dalam
pengajaran. Namun kadang-kadang diadakan kegiatan bimbingan secara khusus
seperti sosiodrama dan diskusi kelompok. Koordinasi seluruh kegiatan bimbingan
dapat dipegang oleh Kepala Sekolah. Namun lebih baik kalau diangkat seorang
tenaga bimbingan profesional yang bertugas sebagai koordinator.
B.
Ketentuan
1.
Di dalam kurikulum 1975 buku III C untuk SD, SMP, dan SMA telah
dilakukan secara operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
demikian pula dalam kurikulum pendidikan menengah kejuruan 1976 buku III D
2.
Menurut SK Menpan no 26
tahun 1989 Surat Edaran Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN tanggal 15 Agustus
1989 serta Surat Edaran Mendikbud tanggal 5 juli 1990 terdapat guru BP dengan
latar belakang yang berbeda-beda:
a.
Guru kelas sekaligus
sebagai guru BP
b.
Guru bidang studi yang
merangkap guru BP
c.
Guru BP yang merangkap
sebagai guru bidang studi
d.
Guru BP yang dengan latar
pendidikan no BP
e.
Kepala Sekolah yang
sekurang-kurangnya membimbing 40 siswa.
f.
Guru yang memiliki minor BP
g.
Guru BP yang memiliki
ijasah BP
Mengingat
latar belakang yang berbeda-beda seperti tersebut diatas, maka akan mengahadapi
berbagai hambatan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah.
3.
PP NO 28/1990 tentang pendidikan dasar
Bab X :
Bimbingan
Pasal
25
Ayat 1
: bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan
Ayat 2
: bimbingan diberikan oleh guru pembimbing
Ayat 3
: pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
menteri
4.
Pada perkembangan selanjutnya, bimbingan dan konseling
di sekolah dasar tampaknya lebih menekankan pada bimbingan belajar dan karir.
Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar 1994/1995, dikemukakan bahwa perencanaan
program bimbingan belajar dan bimbingan karir ditekankan pada upaya bimbingan
belajar tentang cara belajar, memahami dunia kerja dan mengembangkan kemampuan
untuk membuat perencanaan serta kemampuan untuk mengambil keputusan.
5.
Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada tahun 2006 semakin memperkokoh kedudukan bimbingan dan konseling di
sekolah, mulai dari jenjang SD/MI hingga SMA/SMK. Sebab, di dalam KTSP
tersebut masih menegaskan keberadaan bimbingan dan konseling dan perlu adanya
layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar untuk mendorong perkembangan
pribadi peserta didik.
6.
Menurut Depdiknas (2008) konselor dapat berperan serta
secara produktif dijenjang sekolah dasar dengan memposisikan diri sebagai
konselor kunjung yang membantu guru sekolah dasar mengatasi perilaku siswa yang
menggangu (disruptive behavior), antara lain dengan pendekatan direct behavior consultation. Setiap gugus sekolah dasar
diangkat 2 atau 3 konselor untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.
7.
Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV bagian
VIII
Pelaksanaan BK pada SD/MI/SDLB
a.
Guru kelas sebagai pelaksana pelayanan BK di SD/MI/SDLB
melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan
penguasaan konten dengan cara menginfusikan materi layanan BK tersebut ke dalam
pembelajaran mata pelajaran. Untuk siswa
kelas IV, V dan VI dapat diselenggarakan layanan BK perorangan, bimbingan
kelompok, dan konseling kelompok
b.
Pada satu SD/MI/SDLB/ atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat
diangkat seorang guru BK atau Konselor untuk menyelenggarakan pelayanan BK
C.
Jenis-jenis Program
Adapun jenis-jenis dari program bimbingan dan
konseling adalah :
1.
Program tahunan, yaitu program bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/ madrasah
2.
Program semesteran, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabatan program
tahunan
3.
Program bulanan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabatan program
semesteran
4.
Program mingguan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program
bulanan
5.
Program harian, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN)
dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) bimbingan dan konseling
Program pelaksanaan BK di sekolah dasar
adalah :
1.
Program Orientasi dan Informasi
Program ini berisikan kegiatan layanan yang bertujuan untuk
memperkenalkan kepada murid (khususnya murid baru) dan orang tua tentang
persekolahan secara menyeluruh. Isi kegiatan orientasi dan informasi ini antara
lain adalah :
a.
Informasi tentang tugas dan kewajiban murid pada
umumnya di bidang administrasi dan penyelenggaraan pengajaran,
b.
Informasi tentang pelaksanaan kurikulum, tata tertib,
dan organisasi sekolah,
c.
Informasi tentang cara – cara belajar yang baik dan
tuntutan – tuntutan yang harus di lakukan oleh murid agar dapat belajar dengan
baik di sekolah dan di rumah,
d.
Informasi tentang fasilitas – fasilitas yang
dimanfaatkan oleh murid di sekolah.
2.
Program Pengumpulan Data
Program pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
pemahaman yang tepat dan menyeluruh tentang murid. Program ini berisikan
kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan pencatatan data dan tentang murid
sehingga akan diperoleh pemahaman yang tepat, benar dan menyeleluruh berkenaan
dengan pribadi murid tersebut. Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan itu
antara lain menyangkut kebutuhan-kebutuhannya, sifat-sifat dan ciri-ciri pokok
kepribadiannya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya,
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, hubungan sosial, keadaan keluarga dan
lingkugnannya.
3.
Program Pemberian Bantuan
Program pemberian bantuan berisikan berbagai bentuk kegiatan
pelayanan dalam rangka membantu murid, baik dalam mengatasi kesulitan yang
dihadapinya maupun dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Usaha
pemberian bantuan tersebut dapat berupa:
a.
Pemberian informasi. Yaitu bantuan yang diberikan
kepada murid dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkannya, baik menyangkut
sistem pendidikan yang sedang dihadapinya maupun pendidikan lanjutan atau
karier yang akan diikuti nanti.
b.
Bimbingan khusus belajar, yaitu bantuan yang diberikan
kepada murid untuk dapat mengetahui cara-cara belajar yang efektif dan efisien,
seperti cara membaca, membuat tugas, mencatat pelajaran, dan menghadapi ujian.
c.
Diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran perbaikan,
yaitu bantuan yang diberikan kepada murid-murid untuk dapat mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam belajar.
d.
Pelayanan bimbingan kelompok, yaitu usaha membantu
murid dalam mengembangkan keterampilan sosial dan mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya dengan menggunakan situasi kelompok.
e.
Pelayanan konseling, yaitu usaha membantu murid untuk
dapat mengatasi kesulitan-kesulitan, yang dihadapinya. Bantuan ini diberikan
dalam suasana hubungan tatap muka antara seorang guru dengan seorang murid.
f.
Program Penilaian dan Tindak Lanjut
Program penilaian dan tindak lanjut merupakan usaha untuk
mengetahui sejauh mana layanan bimbignan dan konseling yang diberikan telah
mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan layanan bimbignan dan konseling
terwujud dalam bentuk adanya perubahan pada diri murid ke arah yang lebih baik.
Bilamana layanan-layanan yang telah diberikan itu tidak atau kurang menampakkan
hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan usaha-usaha tindak lanjut. Usaha
tindak lanjut itu dilakukan antara lain adalah:
a.
Melakukan pengkajian ulang terhadap pelayanan yang
diberikan
b.
Memperbaiki dan menyempurnakan lagi usaha pelayanan yang
telah diberikan sebelumnya
c.
Mengalihkan murid yang bersangkutan kepada ahli dan
atau lembaga yang lebih relevan
D.
Dasar Penyusunan Program
Program bimbingan konseling adalah suatu
rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu.
Program ini memuat unsure-unsur yang terdapat dalam berbagai ketentuan tentang
pelaksanaan bimbingan dan kosneling dan diorientasikan pada pencapaian tujuan
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Tujuan penyusunan program tidak
lain adalah agar kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana
dengan lancer, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.
Tersusun dan terlaksananya program bimbingan
dan konseling dengan baik, selain akan lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan
bimbingan dan konseling pada khususnya. Tujuan sekolah pada umumnya, juga akan
lebih menegakkan akontabilitas bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
E.
Syarat-Syarat Program
Kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan tidaklah dipilih secara acak, namun melalui pertimbangan yang
matang dan terpadu, maka program pelayanan bimbingan konseling hendaknya :
1.
Berdasarkan kebutuhan
2.
Lengkap dan menyeluruh
3.
Sistematis
4.
Terbuka dan luwes
5.
Memungkinkan kerja sama dengan semua pihak yang terkait
6.
Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut
F.
Unsur-Unsur Program BK
Prayitno menjelaskan dalam Paduan Pelyanan
Bimbingan dan Konseling Berbasis kompetensi (2002) bahwa unsur-unsur program
bimbingan dan konseling diantaranya adalah:
1.
Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data
yang terdapat di dalam himpunan data
2.
Jumlah siswa asuh yang wajib di bimbing:
a.
Guru Pembimbing :150 orang( minimal)
b.
Kepala sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 40 orang
c.
Wakil Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing: 75 orang.
3.
Bidang-bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier.
4.
Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan
konseling kelompok.
5.
Kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfrensi
kasus, kunjugan rumah dan alih tangan kasus.
G.
Materi Program BK
Adapun materi program BK yang sesuai dengan
sekolah dasar dapat dilakukan melalui program di bawah ini :
1.
Layanan dasar bimbingan
Yakni
layanan bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau
diluar kelas, yang disajikan secara sistematis, dengan membantu peserta didik
agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Tujuan layanan ini adalah
untuk membantu peserta didik agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki
mental yang sehat, memperoleh keterampilan hidup. Layanan ini dapat dilakukan
melalui strategi layanan klasikal dan layanan kelompok.
2.
Layanan responsive
Yaitu
layanan bantuan bagi peserta yang memiliki kebutuhan atau masalah yang
memerlukan bantuan dengan ”segera”. Tujuan layanan ini adalah membantu peserta
didik agar dapat mengatasi masalah yang dialaminya yang dapat dilakukan melalui
strategi layanan konsultasi, konseling individual, konseling kelompok maupun
konsultasi dengan orang tua dan guru.
Contoh
topik yang relevan dengan masalah di SD antara lain :
a.
Kenakalan Anak
b.
Tata tertib sekolah
c.
Kehadiran/presensi
d.
Sikap dan perilaku terhadap sekolah
e.
Ketrampilan studi
3.
Layanan perencanaan individual
Yaitu
bantuan kepada peserta didik agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan
masa depannya, yang berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
Melalui layanan ini peserta didik diharapkan dapat :
a.
Membuat perencanaan dalam mencapai tujuan jangka pendek dan panjang
b.
Memahami dan menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
c.
Dapat mengukur pencapaian tujuan yang dibuatnya
d.
Mempersiapkan tujuan pendidikan, karir dan pribadi yang didasarkan atas
pertimbangan dan pengetahuan tentang dirinya.
Guru dapat menggunakan narasumber dan
berbagai informasi lainnya untuk membantu peserta didik secara individual dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi. Layanan ini
diberikan lebih bersifat individual karena tujuan dan keputusan dari perencanaan
yang dibuat peserta didik harus ditentukan oleh peserta didik itu sendiri.
Layanan ini diberikan dengan cara konsultasi, bimbingan individu atau kelompok
dan konseling.
4.
Dukungan system
Merupakan
kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan meningkatan
program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan hubungan masyarakat
dan staff, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih
luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan. Kegiatan pendukung sistem
lebih diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak
langsung bermanfaat bagi peserta didik.
H.
Penyusunan Program
Menurut Thohirin (2007) Sebelum melakukan
penyusunan program perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1.
Studi Kelayakan
2.
Penyusunan Program Bimbingan
Dalam penyusunan rencana program BK, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
Pola dasar mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling
tepat diterapkan.
b.
Bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana yang perlu diproritaskan
c.
Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani
kebutuhan para siswa.
d.
Keseimbangan yang wajar antara pelayanan bimbingan secara kelompok dan
individual.
e.
Pengaturan pelayanan konsultasi
f.
Cara mengadakan evaluasi program
g.
Pelayanan rutin dan pelayanan isidental
h.
Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat layanan bimbingan tertentu
i.
Petunjuk-petunjuk atau instruksi-instruksi yang diberikan oleh instansi
yang berwenang (jika ada)
3.
Penyediaan Sarana Fisik dan Teknis
4.
Kegiatan-kegiatan penunjang
I.
Sosialisai Program
Dalam mensosialisasikan program bimbingan dan
konseling di sekolah dasar (SD) apabila
guru kelas selaku pelaksana program bimbingan dan konseling bekerjasama dengan
kepala sekolah, para guru kelas, dan konsultan ahli agar program bimbingan dan
konseling di sekolah dasar (SD) akan berjalan efektif dan efisien.
J.
Tahap-tahap Pelaksanaan Program
Program bimbingan dan konseling dalam kurun
waktu satu tahun pelajaran mencakup seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah antara lain meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.
Persiapan
a.
Pertemuan penyusunan program bimbingan dan konseling
b.
Pembagian tugas
c.
Mempersiapkan perangkat kelengkapan instrument, bimbingan dan konseling
2.
Kegiatan layanan dan penunjang bimbingan dan konseling
a.
Layanan orientasi
b.
Layanan informasi
c.
Layanan penempatan dan penyaluran
d.
Layanan pembelajaran
e.
Layanan bimbingan kelompok
f.
Layanan konsleing kelompok
g.
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling
h.
Penyelenggaraan himpunan data
i.
Konferensi kasus
j.
Kunjungan rumah
k.
Alih tangan kasus
3.
Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait
4.
Penilaian
a.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling
b.
Hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling
5.
Tindak lanjut
6.
Pelaporan
K.
Pengawasan pelaksanaan Program
Pengawasan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah dasar (SD)
diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang sekolah dasar itu sendiri,
karena kegiatan bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan oleh guru kelas.
Dalam pengawasan bidang bimbingan dan konseling di SD pengawas sekolah bidang
SD sangat diharapkan bekerjasama saling menunjang dengan pengawas sekolah
bidang bimbingan dan konsleing di SLTP/SLTA.
Menurut Prayitno (1999:54) langkah dan materi
pengawasan bimbingan dan konseling di SD, adalah :
1.
Perencanaan
2.
Pengumpulan data dan penilaian
3.
Analisis ahsil penilaian
4.
Pembinaan
5.
Evaluasi hasil pengawasan dan laporan
L.
Masalah dan Solusi
1.
Pelayanan bimbingan dan konseling tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa
Solusi
Guru kelas sebagai pelaksana program bimbingan dan konseling
di sekolah dasar (SD) harus menyesuaikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
siswa dengan melakukan kerjasama terhadap kepala sekolah dan guru-guru lainnya.
2.
Guru kelas selaku pelaksana program bimbingan dan
konseling tidak memahami tentang pelayanan bimbingan dan konseling
Solusi
Mencari informasi atau pengetahuan yang berkaitan tentang
pelayanan bimbingan dan konseling kepada orang yang lebih tahu tentang BK itu
sendiri.
3.
Pengawas bidang sekolah dasar yang melakukan pengawasan program
bimbingan dan kosneling di SD tidak memahami tentang bimbingan dan kosneling
itu sendiri
Solusi
Pengawas
bidang sekolah dasar dalam melaksanakan pengawasan bimbingan dan konseling
harus mengetahui program pelayanan bimbingan dan konseling dengan
berdiskusi atau bekerjasama dengan
pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling di SLTP/SLTA.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). 2013. Panduan Umum
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Prayitno. 1999. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Prayitno, (1999)
Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineke Cipta.
W.S. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan