OBSERVASI,
WAWANCARA
A.
Pengertian Observasi
Menurut A.Muri Yusuf ( 2005:132)
observasi adalah merupakan pengamatan yang teliti dan sistematis tentang suatu
objek.
“Observasi adalah metode atau
cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung” cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan
menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, checklist,
atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara
garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
Structured or controlled observation (observasi yang
direncanakan, terkontrol)
2.
Unstructure or informal observation (observasi
informasi atau tidak terencanakan lebih dahulu).
Pada
structured observation, biasanya mengamat menggunakan blangko-blangko daftar
isian yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun
gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu
dilakukan.
Adapun
pada unstructurred observation, pada umumnya pengamat belum atau tidak
mengetahui sebelumnya apa yang sebenarnya harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek
atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya.
B.
Cara-cara
Mencatatkan Observasi
1.
Unit-unit tingkah laku yang akan diamati dirumuskan
atau ditentukan lebih dulu, dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai
aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan.
2.
Kita mengadakan observasi tanpa menentukan lebih dulu
aspek-aspek atau kegiatan-kegiatan tingkah laku yang akan diamati. Dengan
demikian, menurut cara yang kedua kita dapat memperoleh data yang luas dan
bervariasi (banyak macamnya)
Cara
yang pertama biasa dilakukan dalam penyelidikan formal (formal studies),
sedangkan cara yang kedua baik untuk digunakan bagi situasi-situasi informal.
Dalam kegiatan evaluasi proses belajar-mengajar, kedua cara mencatatkan
observasi tersebut diatas sering kali diperlukan dan dilakukan oleh guru-guru
di sekolah
C.
Kelebihan dan Kelemahan Observasi
Menurut (Djumhur dan Moh. Surya) selain memiliki kelebihan, observasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan,
yaitu:
1.
Banyak data
pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia
2.
Memungkinkan
terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya
sedang diobservasi
3.
Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak
terkontrol
4.
Subjektifitas observer sukar dihindarkan
D.
Upaya-upaya Mengatasi
Kelemahan dalam Observasi
1.
Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna
menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah data-data yang
teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari
keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya.
2.
Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa
menjaga kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak
diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang
diteliti merasa tidak nyaman dan akan menghindar dari penelitian yang dilakukan
observer yang nantinya akan menghambat proses observasi.
A.
Pengertian Wawancara
Wawancara
adalah proses antara pewawancara (Interviewer) dengan yang diwawancarai
(interviewee) melalui komunikasi langsung atau dapat juga dikatakan sebagai
proses percakapan tatap muka (face to face) antara interviewer dengan
interviewee dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu aspek yang
dinilai dan telah dirancang sebelumnya. A. Muri Yusuf (2005:140).
Wawancara
(bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih
dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah
untuk mendapatkan informasi di mana
sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang
yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog
menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak
yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang
biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari
informasi.
B.
Jenis wawancara
1.
Wawancara terencana – terstruktur
Wawancara terencana-terstruktur adalah suatu bentuk
wawancara, dimana pewawancara menyusun terlebih dahulu secara terinci.
Pertanyaan pertanyaan yang akan diajukan menurut pola tertentu yang menggunakan
format standart dalam pelaksanaannya pewawancara hanya membacakan saja
pertanyaan yang telah disusun dan kemudian mencatat jawaban pada tempat yang
terlah ditentukan.
2.
Wawancara terencana tidak terstruktur
Wawancara terencana tidak terstruktur adalah
pewawancara menyusun rencana dan menyiapkan materi tetap tidak terinci menurut
format tertentu:
Contoh:
a.
Jenis-jenis kenakalan apa sajakah yang anda lakukan
bersama teman sekolah
b.
Bagaimana cara anda membimbing teman anda dalam
belajar kelompok
3.
Wawancara bebas
Wawancar bebas adalah wawancara tidak terikat atau
diatur oleh suatu pedoman tertentu dan individu yang diwawancarai mempunyai
kebebasan untuk mengutarakan pendapat.
Contoh:
Kemukakan
sebanyak-banyaknya kenakalan yang anda lakukan bersama-sama teman-teman
disekolah. Usahakan mendalami setiap aspek secara runtut dan terarah, jangan
lupa menciptakan hubungan yang menyenangkan dengan yang di wawancari.
Dalam
wawancara bebas dapat juga dilengkapi dengan menggunakan alat bantu berupa tape
recorder (alat perekam suara) sehingga jawaban-jawaban yang diperoleh dengan
lengkap dan sebaiknya hasil-hasil wawancara dicatat seketika agar
jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah diperoleh dapat dianalisa
dengan baik.
C.
Bentuk
Wawancara
1.
Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2.
Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih
dahulu.
4.
Wawancara pribadi.
5.
Wawancara dengan banyak orang.
6.
Wawancara dadakan / mendesak.
7.
Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan
mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
Sukses tidaknya wawancara selain
ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan
sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat
suasana wawancara akan berlangsung akrab alias komunikatif. Wawancara yang
komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan
informasi seputar materi topik pembicaraan baik oleh nara sumber maupun
wartawan.
D.
Kelebihan Teknik Wawancara:
1.
Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara
untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan
terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2.
Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan
pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3.
Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang
diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4.
Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus
yang tidak selalu terjadi.
E.
Kekurangan Teknik Wawancara
1.
proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga
secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2.
Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari
kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3.
Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi
tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan rmai.
4.
Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang
diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
Daftar
Pustaka
Bara. Observasi Wawancara. Diakses pada tanggal 25 September 2013 Pukul 12:00 [Tersedia Online] http://babylucuna.blogspot.com/2011/03/observasi-wawancara-kuisioner- teknik.html
Deasy Sofiyanti. Wawancara dan
Observasi. Diakses pada tanggal 25 September 2013 Pukul 12:00 [Tersedia Online]
http://echisyofiyan.blogspot.com/2011/01/wawancara-dan-observasi.html