KONSEP DAN PERMASALAHAN
ADMINISTRASI
BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Permasalahan administrasi pada
dasarnya sudah tumbuh sejak adanya peradaban
manusia yakni sejak manusia manusia melakukan hubungan sosial akan
tetapi mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan kebutuhan manusia, salah satu yang akan
dibahas dalam konteks ini adalah menyangkut administrasi dalam pendidikan,
khususnya dalam bimbingan dan konseling. Kata Administrasi berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari kata Ad dan minister. Ad
berarti arah atau kepada atau terhadap, sedangkan minister berarti melayanani,
membantu dan melakukan. Sebelum
sampai pada pokok permasalahan maka perlu kiranya didudukan pengertian Administrasi
dari beberapa pakar Menurut Wiliiam H Newman (1951) Mengatakan bahwa
administrasi dapat dikatakan sebagai pembimbingan, kepemimpinan, dan
pengawasan, usaha-usaha suatu kelompok orang-orang ke-arah pencapaian tujuan
bersama. Menurut Sondang P Siagian (1985) administrasi adalah keseluruhan
proses pelaksanaan dari pada keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan izin
pada umumnya dilakukan dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya
The Liang
Gie (1983:81) menyimpulkan bahwa adminstrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-sumber kegiatan lainnya
yang bermaksud mencapai tujuan apapun dalam usaha bersama dari sekelompok
orang. Kegiatan penataan berwujud mengatur, memimpin, mengurus, mengendalikan,
menyusun dan perbuatan-perbuatan sejenis terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan
sumber usaha lainnya yang bermaksud melancarkan tercapainya tujuan. Menurut
Syaiful Sagala administrasi adalah rangkaian kegiatan sekelompok manusia secara
sistematis untuk menjalankan suatu usaha atau misi agar tercapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dari beberapa pengertian para pakar dapat disimpulkan bahwa
administrasi adalah kegiatan atas pengelolaan
terhadap keseluruhan komponen organisasi untuk mencapai efisiensi dalam mewujudkan tujuan
organisasi, maka bisa dikatakan bahwa kegiatan administrasi merupakan jumlah
dari pekerjaan opesional dan manajemen. Administrasi mencakup semua
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara teratur untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah digariskan. Administrasi pendidikan mempelajari
cara-cara pengelolaan baik menyangkut pekerjaan manajemen maupun
pekerjaan-pekerjaan operasional dalam lembaga-lembaga pendidikan
B. Bagaimana konsep administrasi
dalam kaitannya dengan implikasi pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konseling di
sekolah.
Konsep
Administrasi menurut Syaiful Sagala menyatakan adalah segenap proses penyelenggaraan
yang berkaitan dengan sistem, asas,
prosedur, dan tehnik kerjasama dengan setepat-tepatnya. Proses adalah
rangkaian perbuatan manusia yang mengandung maksud tertentu yang
dikehendaki oleh yang melakukan perbuatan itu. Perbuatan adalah suatu
kegiatan manusia yang mengandung maksud tertentu, jadi perbuatan dilihat dari
segi aktifnya sedangkan kejadian dilihat dari segi pasifnya.
Kaitan
antara konsep administrasi dengan pelaksanaan Bimbingan konseling adalah
penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah rangkaian
dari berbagai komponen yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya (sebagai suatiu sistem)
dengan memiliki asas-asas atas hubungan antar komponen dan juga memiliki
prosedur dan teknik dalam berhubungan antara satu dengan lainnya, Misalnya
dalam kaitan proses pemberian layanan informasi dan layanan konseling
perorangan atau layanan lainnya
memerlukan asas, memiliki prosedur dan
teknik tertentu dalam suatu sistem.
C.
Proses Administrasi
Menurut Slamet (1961)
proses administrasi adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan terencana dari
orang-orang/kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
b. Penyusunan dan pengunaan tenaga
manusia dan benda-benda secara sistematis untuk mencapai tujuan tersebut dengan
biaya yang berupa uang tenaga dan waktu yang sedikit-dikitnya
c. Menetapkan kebijaksanaan, susunan
organisasi dan pemakaian alat yang terdiri dari manusia, benda-benda dan uang
Bila
dikaitkan antara proses administrasi
dengan kegiatan Bimbingan konseling di sekolah sangat jelas yakni kegiatan
bimbingan pasti memiliki tujuan tanpa tujuan yang jelas maka akan
terombang-ambing, begitu juga kegiatan bimbingan yang sudah terprogram tidak
akan berjalan bila masing-masing komponen berjalan dengan sendirinya, program
tidak akan berjalan tanpa ada dana ,
sarana dan prasarana
D. Personil Pelaksana
Dalam
pola organisasi kerangka hubungan struktural antara bagian-bagian di dalam suatu badan sosial yang merupakan
unit kerja. Setiap bagian dapat menunjuk pada suatu bidang atau pada suatu
kedudukan posisi tertentu yang terdapat di dalam badan sosial tersebut. Maka
dalam kaitannya dengan kegiatan bimbingan konseling di sekolah merupakan
rangkaian kegiatan antara personil kegiatan yang satu dengan kegiatan yang
lain. Dimana pada akhirnya kegiatan yang satu akan mempengaruhi kegiata yang
lain sebagai suatu sistem.
Untuk
mengetahui personil pelaksana apa saja dalam kegiatan Bimbingan konseling
berikut ini akan dijabarkan tugas dan tanggung jawab personil sekolah dalam
kegiatan bimbingan konseling sebagaimana dinyatakan Thantawy R (1995, 95-98) :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai
manajer sekolah mempunyai wewenang dan berkewajiban dalam program layanan
bimbingan dan konseling terutama dalam hal :
a. Membuat kebijaksanaan tentang
program layanan bimbingan dan konseling agar dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
b. Menunjuk guru pembimbing senior
sebagai personil yang bertanggung jawab secara operasional untuk membantu
kegiatan koordinasi program dan mengatur pembagian tugas di kalangan guru pembimbing serta kerjasama
dengan guru mata pelajaran
c. Mengkordinasikan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling yang
telah diprogramkan agar kegiatan layanan itu merupakan suatu kesatuan dengan
program sekolah secara keseluruhan.
d. Menyediakan dana, melengkapi
sarana dan prasarana pelaksanaan bimbingan konseling
e. Membuat surat tugas pada awal
semester untuk pembagian kerja dan mengatur beban tugas bagi guru pembimbing.
f. Memberikan keterangan atau bukti
fisik untuk penghitungan angka kredit tentang pelaksanaan tugas dalam setiap
akhir semester
g. Memimpin evaluasi keberhasilan
program layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari program sekolah.
h. Mengadakan kegiatan dan pembinaan,
pengawasan, superpisi bagi para staf
bimbingan da para gur.
i.
Mengadakan
kerjasama dengan instansi atau pihak lain di luar sekolah demi terselenggaranya
program bimbingan dan konseling.
j.
Melaksanakan
bimbingan dan konseling terhadap 40 siswa bagi kepala sekolah yang berlatar
belakang (pendidikan bimbingan dan konseling).
2. Wakil kepala sekolah
Dalam program layanan bimbingan
dan konseling wakil kepala sekolah mempunyai tugas membantu kepala sekolah
dalam hal :
a. Memberikan layanan orientasi seperti
pengenalan sekolah dengan lingkungannya, tata tertib dan disiplin yang
ditegakkan di sekolah
b. Mengkordinasikan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling kepada semua personil
sekolah yang terkait.
c. Pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling seperti bimbingan kelompok,
widyawisata, kelompok ilmiah remaja, informasi dunia kerja dan informasi
pendidikan
d. Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah
terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
3. Koordinator Bimbingan dan Konseling :
a. Mengkordinasikan para guru pembimbing atau
konselor dalam :
1) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap waraga sekolah , orang tua siswa
dan masyarakat
2) Menyusun program bimbingan konseling
(program satuan layananan dan kegiatan
pendukung, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan).
3) Melaksanakan program bimbingan dan
konseling
4) Mengadministrasikan pelayanan bimbingan
dan konseling
5) Menilai program dan pelaksanaan bimbingan
dan konseling
6) Memberikan tindak lanjut terhadap hasil
penilaian.
b. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan
mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga ,
prasarana dan sarana , alat dan perlengkapan pelayanan bimbingan konseling
c. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
4. Guru Pembimbing/Konselor Sekolah
a.
Memasyarakatkan
pelayanan Bimbingan dan Konseling
b.
Merencanakan program
layanan Bimbingan dan Konseling
c.
Melaksanakan
segenap program satuan layanan Bimbingan
dan Konseling dan layanan pendukung
d.
Menilai proses dan
hasil layanan Bimbingan dan Konseling
e.
Menganalisa
hasil layanan Bimbingan dan Konseling
f.
Melaksanakan
tindak lanjut hasil analisa layanan
Bimbingan dan Konseling
g.
Mengadministrasikan
kegiatan satuan layanan Bimbingan dan Konseling
h.
Mempertangggung-jawabkan
tugas dan kegiatannya kepada Koordinator BK dan
Kepala Sekolah.
5. Wali Kelas :
a.
Ikut
serta dalam konferensi kasus
b. Memberi informasi atau data baik kepada
kepala sekolah maupun kepada guru pembimbing tentang data siswa yang mempunyai
problem pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Membantu guru pembimbing dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling terutama pada siswa-siswa yang berada dalam
kelas asuhannya
d. Menerima dan mendokumentasikan siswa-siswa
yang perlu mendapat perhatian di kelasnya karena mempunyaoi problem.
e. Menginformasikan kepada para guru mata
pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan secara khusus berkenaan dengan
masalah siswa.
6. Guru Mata Pelajaran :
a. Membantu guru pembimbing dalam mengidentifikasikan
siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
b. Mem\bantu memberikan data atau informasi
siswa baik individual maupun kelompok untuk keperluan layanan
c. Membantu pelaksanaan treatment kepada
siswa melalui proses belajar mengajar
d. Memberikan pengajaran perbaikan 9remedial
teaching) ataupun pengayakan dalam rangka pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling
e. Mengikuti konferensi kasus siswa teruama
bagi guru yang mengajar pada kelas dimana persoalan siswanya dibicarakan dalam
konferensi kasus.
f. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing
g. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan
munculnya masalah siswa, dalam pengembangan potensi dan turut bertanggung jawab
dalam upaya mengatasi masalah siswa di sekolah
7. Tenaga Administrasi :
a. Membantu menyediakan/menggandakan
format-format yang diperlukan untuk keperluan layanan bimbingan dan konseling.
b. Menerima, menyimpan dan memberikan data
atau informasi yang diperlukan untuk kelancaran program layanan
c. Menyiapkan administrasi/surat-surat dalam
rangka program layanan bimbingan dan konseling.
d. Membantu melengkapi dokumen tentang siswa
seperti cacatan komulatif siswa
e. Membantu menyiapkan sarana seperti alat
penyimpan data, ruangan dan segfala peralatannya untuk berbagai keperluan seperti konferensi kasus, ceramah dan
sebagainya.
E. Kegiatan Administrasi
Kegiatan
administrasi merupakan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dalam rangka
pencapaian tujuan. Umumnya kegiatan ini sangat bervariasi sesuai dengan
kebutuhan, Dalam kaitan dengan kegiatan bimbingan konseling kegiatan ini
biasanya sudah tertuang dalam program
tahunan, semester, bulanan, mingguan dan satuan pelayanan. Namun ada
beberapa hal yang pokok diantaranya yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan
konseling di sekolah, antara lain :
a. Pencacatan data pribadi siswa
(dengan angket) yang kemudian dihimpun dalam buku pribadi (cumulative record)
secara teratur dan sistematis.
b. Membuat catatan kejadian siswa
(catatan anekdot) tentang tingkah laku siswa dalam kelas selama proses belajar
mengajar yang dibuat oleh guru bidang studi yang kemudian dihimpun dalam bentuk
observasi mingguan.
c. Melaksanakan studi kasus atau
analisis buku pribadi siswa oleh konselor.
d. Mengolah data hasil sosiometri
yang berupa sosiogram yang dibuat oleh wali kelas kemudian dimasukan ke dalam
buku pribadi siswa sebagai salah satu bahan studi kasus.
e. Mengolah data hasil wawancara,
daftar presensi, daftar nilai raport (legger) yang dibuat oleh wali kelas
kemudian dimasukan dalam kartu pribadi siswa.
f. Mengolah data hasil kunjungan
rumah (home visit) yang diselenggarakan oleh wali kelas yang kemudian dihimpun
dalam catatan pribadi siswa.
g. Mengolah hasil pemeriksaan dari
petugas khusus (Psikiater, Tester, Petugas Kesehatan) yang kemudian dihimpun
dalam buku pribadi siswa.
h. Membuat laporan bulanan, semester, dan
tahunan.
i. Data-data, informasi yang berasal dari
berbagai sumber dan telah dikumpulkan dalam buku pribadi, hendaknya diperiksa
oleh Kepala Sekolah, sehingga terwujud kerjasama antara semua staff dalam mempelajari
buku pribadi siswa serta menemukan dan memecahkan berbagai kasus yang dihadapi
oleh para siswa.
F. Sarana Administrasi
Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
a.
Sarana Personil
Secara umum program administrasi pelayanan bimbingan dan
Konseling dis ekolah agar tersusunnya suatu system pengelolaan sarana personil
yang mencakup jumlah dan kualitas tenaga yang ada, serta secara khusus program
adminstrasi bimbingan dan Konseling yang rlevan, efektif dan efisien yang
menunjang tercapainya tujuan dari program layanan bimbingan dan Konseling,
secara keseluruhan ialah adanya pembagian tugas tanggung jawab atau wewenang
dari konselor.
b.
Sarana Material
1)
Sarana material fisik
Ruang Konselor; untuk keperluan kegiatan Konseling baik
individu maupaun kelompok diperlukan ruangan khusus dengan perlengakapan yang
cukup memadai dan menyenangkan, meskipun wujudnya masih sederhana. Secara ideal
ruangan konselor disarankan terdiri dari; ruang kerja konselor, ruang
konsultasi, ruang dokumentasi dan perpustakaan, ruang tunggu/ruang tamu, ruang
bimbingan/konseling kelompok atau ruang rapat, dan ruang konseling individual.
2)
Sarana material teknis
(a)
Alat-alat pengumpul data
terdiri dari angket atau kuesioner, pedoman observasi (catatan anekdot, daftar
cek), sosiometri, pedoman wawancara, kartu pemeriksaan kesehatan, tes prestasi
belajar,studi kasus.
(b)
Alat-alat penyimpan data
individu maupun kelompok, terdiri dari kartu (absensi, kemajuan akademis, data
sosiometri, kejadian khusus dsb), Map (surat keterangan dokter, salinan STTB,
biografi, catatan harian, hasil wawancara Konseling dsb), buku pribadi
(kumulatif record).
(c)
Sarana teknis pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan Konseling. Dalam rangka menunjang kelancaran kegiatan
pelaksanaan layanan bimbingan dan Konseling disekolah maka sarana teknis
diperlukan pengadaannya seperti; blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus,
blanko konferensi kasus.
(d)
Sarana tatalaksana bimbingan
dan Konseling. Sarana tatalaksana untuk kelancaran kegiatan layanan bimbingan
dan Konseling yang perlu disediakan serta dipersispkan dengan cukup memadai
diantaranya; alat tulis menulis, blanko surat, agenda surat, ekspedisi (catatan
surat keluar masuk), filing surat, laporan-laporan.
c.
Anggaran
Masalah penyediaan biaya dan sarana
yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan Konseling di sekolah belum
bias diperinci secara jelas, itu tergantung dengan tempat dan waktu
penyelenggaraan suatu kegiatan bimbingan dan konseling.
Secara khusus pos-pos pengeluaran
yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan di antaranya; Personal, Pengadaan
dan pengembangan alat-alat teknis, Pengadaan dan pemeliharaan alat-alat fisik,
Biaya operasional (home visit, perjalnan, pertemuan dan sebagainya), Penilaian
dan tindak lanjut, Biaya-biaya insidentil dan tak terduga lainnya.
Di bawah ini akan dikemukakan
kebutuhan-kebutuhan pokok dalam penyediaan anggaran dan sarana pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di antaranya :
1)
Pembiayaan, terdiri dari
pembiayaan rutin (Program pengumpulan data dan perhitungan jam kerja bagi
konselor), Pembiayaan yang bersifat Insidental.
2)
Sarana; sarana yang sangat
diperlukan dalam rangka menunjang kegiatan layanan bimbingan dan Konseling
minimal harus bias disediakan misalnya : Ruangan Bimbingan dan Konseling dengan
segala fasilitasnya yang menunjang keberhasilan layanan bimbingan Konseling di
sekolah.
G. Masalah dan Solusi
1. Masalah
Masalah yang sering dirasakan dalam
kaitan dengan kegiatan administrasi
bimbingan dan konseling :
a. Tidak lengkapnya data yakni
berkaitan dengan kualifikasi guru pembimbing yaitu kurang mampunya petugas bimbingan dalam mengidentifikasi dan
juga dalam melakukan penilaian baik itu catatan
hasil konseling, laiseg, laijapen, laijapang. Umumnya diperoleh secara
lisan setelah konseling
b. Sarana dan prasarana (tidak ada ruangan
khusus konseling, tempat penyimpanan khusus data) ini juga menjadi terganggungnya asas kerahasiaan dan keinginan
siswa datang untuk berkonsultasi.
c. Kurangnya dana dalam mendukung kegiatan
layanan konseling karena kegiatan Bimbingan dan konseling tidak dilakukan
assesmen terlebih dahulu
d. Berkaitan
dengan asas kerahasiaan klien yang datangnya dari wali kelas, lalu
dikonsultasikan kepada guru BK, selanjutnya
wali kelas meminta hasil konseling dari guru pembimbing padahal siswa keberatan
masalahnya diberitahukan
e. Koordinasi dan kerjasama antara guru
pembimbing dengan guru pembimbing lainnya dalam melayani siswa nampaknya belum
menunjukkan kesamaan irama dalam pelayanan konseling secara menyeluruh,
disebabkan tidak mempunyai jadwal pertemuan secara berkala.
2. Usaha Mengatasinya :
a. Mengusahakan penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai, seperti penyediaan ruang konseling yang memadai, tempat
penyimpanan data-data peserta didik yang bisa menjaga segala kerahasiaannya.
Agar mendapat dukungan dari kepala sekolah koordinator BK dan guru-guru BK
harus mampu menunjukkan unjuk kerja dengan terlebih dahulu melakukan assesmen
terhadap kebutuhan-kebutuhan yang saat ini sedang dilakukan berdasarkan
layanan-layanan yang ada.
b. Meningkatkan kualifikasi guru dengan
mengikuti Musyawarah Guru Pembimbing (MGP), seminar, pelatihan, pendidikan
profesi
c. Seorang guru pembimbing dalam menanggapi
pertanyaan dari wali kelas dan personil sekolah lainnya harus mampu
mempertahankan kerahasiaan siswa dengan memberikan jawaban yang bijaksana,
yaitu jawaban yang dimungkinkan menguntungkan semua pihak
d. Perlu ditingkatkan musyawarah melalui
rapat kordinasi setiap bulannya oleh koordinator BK, disini dibahas
permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan bimbingan konseling. di
sekolah dan bagaimana meningkatkan kinerja guru pembimbing dengan berbagai cara, salah
satunya yang dikirimkan dalam kegiatan MGP maupun dikegiatan seminar sebaiknya
memberikan sumbangan hasil pada teman-teman lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darma Setiawan Salim. 2002.
Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Djambatan
G.R. Terry & L.W. Roe.
2001. Dasar-dasar
Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara
Dewa Ketut Sukardi. 1985. Organisasi dan Administrasi Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. ................
Syaiful Sagala. 2000. Administrasi
Pendidikan Kontemporer. Bandung: CV Alfabeta
Thantawy R. 1995. Manajemen
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Pamator Presindo
1 comments:
Write commentsDapatkan Bonus Refferal seumur HIdup dari permaina poker yang kamu tawarakan ke Kawan kawan anda.
ReplyInfo hub :
WA : +6281333555662