PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Karir seseorang sangatlah menentukan kebaikan
dirinya di kehidupan masa depan. Pada saat kecil, seseorang terkadang sudah
berfikir untuk menjadi apa ketika besar nanti, walaupun pada akhirny apa yang
dikatakannya pada saat kecil tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya yang
dialaminya pada saat dewasa. Teori perkembangan karir (development career
choice theory) Ginzberg merupakan hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari
tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan karir. Kelompok ini terdiri
dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang
psikiater, S.Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang
psikolog. E. Ginzberg, S. Ginzburg,S .Axelrad, dan J. Herma memulai penelitian
pada tahun 1951 dengan maksud mengembangkan suatu konsepsi tentang pilihan
jabatan sebagai bagian dari suatu studi tentang dunia kerja. Kelompok ini
memandang masalah pilihan jabatan dari sudut perkembangan orang muda. Menurut
pandangan kelompok Ginzberg ini pilihan jabatan tidak hanya terjadi sekali
saja, melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu
antara enam sampai lima belas tahun. Ginzberg menyebut usia 17 dan 18 tahun
hingga awal 20-an sebagai tahap realistis dalam pemilihan karir. Selama masa
ini, tiap orang secara ekstentif mencoba karir yang mungkin, lalu memfokuskan
diri pada satu bidang, dan akhirnya memilih pekerjaan tertentu dalam karir
tersebut (seperti menjadi dokter umum, atau ahli bedah ottopedik, dalam karir
kedokteran). Dalam mengembangkan teorinya, Ginzberg etal menginvestigasi secara
empirik sejumlah sampel yang memiliki kebebasan memilih suatu okupasi. Sampel
tersebut terdiri dari laki-laki yang berasal dari kelas menengah ke atas di
daerah perkotaan, dari keluarga Protestan atau Katolik, yang tingkat pendidikanya
berkisar dari kelas enam hingga pasca-sarjana. Karena pemilihan sampel tersebut
sangat terbatas, maka konklusi hasil penelitian ini hanya dapat diaplikasikan
secara terbatas pula. Secara spesifik, pola perkembangan karir perempuan dan
etnik minoritas ataupun mereka yang berasal dari daerah pedesaan dan kaum
miskin tidak menjadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu, konklusi yang dihasilkan
dari studi ini belum tentu dapat diaplikasikan pada populasi selain dari yang
diwakili oleh sampel yang disebutkan. Kelompok Ginzberg menyimpulkan bahwa
pilihan okupasional merupakan proses perkembangan, yang pada umumnya mencakup
kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang dimulai dari sekitar usia 11
tahun dan berakhir sesudah usia 18 atau awal masa dewasa. Pengambilan keputusan
karir berlangsung melalui tiga periode, yaitu fantasi, tentatif, dan realistik.
Pokok yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun teorinya didasari atas
pendekatan psikologis atas tugas-tugas perkembangan yang dilalui manusia.
Konsep perkembangan dan
pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg
dikelompokkan dalam tiga unsur yaitu: proses (bahwa pilihan pekerjaan itu
merupakan suatu proses); irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak
bisa diubah atau dibalik); kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan
kompromi antara faktor-faktor yang terlibat yaitu minat, kemampuan, dan nilai);
dan optimisasi yang merupakan penyempurnaan teori (individu yang mencari kecocokan
kerja).
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tokoh
Teori perkembanagn karir (development
career choice theory) Ginzberg merupakan hasil kerjasama suatu tim yang
mempelajari tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan karir. Kelompok
ini terdiri dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang
seorang psikiater, S. Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang
merupakan seorang psikolog.
B.
Konsep
Teori Ginzberg dikembangkan pada tahun
1951. Teori Ginzberg mempunyai tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan
pekerjaan itu adalah suatu proses), irreversibilitas (bahwa pilihan
pekerjaan itu tidak bisa dirubah atau dibalik), dan kompromi (bahwa
pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor yang bermain, yaitu minat,
kemampuan, dan nilai). Teori ini kemudian, pada tahun 1970, direvisi. Proses
yang semula berakhir pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja, kemudian
dirumuskan bahwa tidak demikian halnya tetapi berlangsung terus. Mengenai
irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan tidak mesti berarti bahwa pilihan
itu bersifat menentukan. Apa yang terjadi sebelum orang berumur dua puluh tahun
mempengaruhi kariernya. Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan orang
berubah dalam pilihan pekerjaannya. Konsep kompromi juga mengalami revisi sebagai
hasil temuan-temuan risetnya. Konsep dasar tentang kompromi tetap, yaitu bahwa
dalam pemilhan pekerjaan ada unsur kompromi. Hanya saja, hal itu bukan peristiwa
sekali saja. Konsep optimisasi yang merupakan penyempurnaan teorinya
berarti bahwa setiap orang berusaha mencari kecocokan paling baik antara
minatnya yang terus mengalami perubahan, tujuan-tujuannya, dan keadaan yang
juga terus berubah. Kompromi bersifat dinamis dan berlangsung seumur hidup . Menurut
Ginzberg, Ginzburg, Axelrad dan Herma (1951) perkembangan dalam proses pilihan
pekerjaan mencakup tiga tahapan yang utama, yaitu fantasi, tentatif dan
realistik.
1. Masa
Fantasi
Masa
yang mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. Ciri utama
dari masa ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya
asal pilih saja. Pilihannya tidak didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan
yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan belaka. Seperti, anak yang berumur
lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi dokter karena
dokter umumnya bermobil mewah dan penghasilannya besar.
2. Masa
Tentatif
Dalam
masa tentatif pun, pilihan karier orang mengalami perkembangan.
Mula-mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan
minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Anak mulai
menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas)
melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya.
Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam pekerjaan yang
dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan atau nilai
kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari padanya
lainnya. Dalam masa tentatif, terdapat beberapa masa diantaranya masa transisi
yaitu masa peralihan sebelum orang memasuki masa realistik. Dalam masa ini anak
memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya, yaitu masa
orientasi minat, orientasi kapasitas dan orientasi nilai.
3. Tahap
Realistik
Masa ini mencakup anak usia 18-24 tahun
atau pada masa perkuliahan atau mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap
pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis. Orientasi minat, kapasitas,
dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan akan direfleksikan dan
diintegrasikan secara runtut dan terstruktur dalam frame vokasional
(kristalisasi pola-pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih
perguruan tinggi yang sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi). Masa
ini pun dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :
Ø Masa
Eksplorasi
Anak
mulai melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman
kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa
memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi.
Ø Tahap
Kristalisasi
Dalam
kegiatan-kegiatan selama tahap eksplorasi, anak mungkin mencapai keberhasilan
tetapi mungkin juga kegagalan. Pengalamanpengalaman berhasil dan gagal ini ikut
membentuk pola. Inilah tahap kristalisasi, ketika anak mengambil
keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik dari dalam diri
(internal) maupun yang dari luar diri (eksternal).
Ø Tahap
Spesifikasi
Saat
tahap ini anak memilih pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang
khusus. Misalnya, jika anak memilih pekerjaan bidang pendidikan, ia akan
mengkhususkan pilihannya itu pada pekerjaan guru dan bukan pekerjaan lain di
bidang pendidikan. Di bidang keguruan, ia akan lebih khusus memilih guru dalam
bidang studi apa.
C.
Karakteristik Teori Ginzberg
Dibawah ini terdapat tabel yang
menjelaskan tentang karakteristik teori dari Ginzberg
Periode
|
Usia
|
Karakteristik
|
Fantasi
|
Masa Kanak-kanak sebelum 11 tahun
|
Tahap awal murni berorientasi pada
bermain.
Menjelang akhir tahap ini bermain
menjadi orientasi kerja
|
Tentatif
|
Awal masa remaja (usia 11-17 tahun)
|
Proses transisi yang ditandai oleh
pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan kerja
Pengenalan bakat dan minat, kemampuan,
imbalan kerja, nilai dan perspektif waktu
|
Realistik
|
Pertengahan masa remaja (usia 17 tahun
sampai awal masa dewasa)
|
Perintegrasian tugas dan minat
Kelanjutan perkembangan nilai-nilai
Spesifikasi pilihan okupasi
Kristalisasi pola-pola okupasi
|
D. Aplikasi
dalam Bimbingan Karier
1. Fantasi
Tahap fantasi mencakup usia kira-kira
<12 tahun atau bisa dikatakan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Pada tahap ini karir tersebut masih sebatas angan, khayalan, imajinasi atau
fantasi dari individu tersebut. Bisa dikatakan dalam menentukan cita-citanya
anak SD atau yang berusia dibawah 12 tahun cenderung bersifat bersifat sembarangan,
pilihan tersebut tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang mengenai
kenyataan yang ada tetapi pada kesan yang diterima terhadap cita-cita tersebut.
Misalnya seorang anak berusia 5 tahun yang ingin menjadi polisi karena
kegagahannya dan keberaniannya. Anak seperti percaya bahwa ia dapat menjadi apa
saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya mengenai lingkungan sekitar. Pada
kasus diatas seorang konselor dapat membantu anak tersebut dengan cara
memperlihatkan, menggambarkan atau menjelaskan tentang cita-citanya tersebut
melalui bahasa ataupun gambar-gambar yang mudah dipahami anak dibawah usia 12
tahun tanpa membatasi cita-cita atau mimpi dari setiap individu tersebut karena
tak dapat dipungkiri juga karir setiap individu bisa berawal dari mimpi-mimpi
yang tidak realistik.
2. Tentatif Pada tahap tentatif usia berkisar
antara 11 samai 18 tahun, siswa SMP dan SMA, yang didalamnya meliputi 4 tahap
yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi. Pada tahap ini anak mulai
menimbang-nimbang misalnya mempertimbangkan kemampuan atau kapasitasnya. Namun
seringkali individu kurang dapat memahami hal tersebut untuk itu dapat dibantu oleh
konselor melalui bimbingan karir dalam mengetahui bakat dan minat yang
dimilikinya sesuai umurnya. Pada siswa SMA di kelas X dapat dibantu dalam
memilih jurusan yang diinginkan sesuai minat, kemampuandan nilai yang
dimilikinya.
3. Realistik
Tahap
ini berkisar >19 tahun atau usia saat perkuliahan atau bekerja. Masa ini
bertahap meliputi eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Selama masa
realistic anak melakukan eksplorasi dan dengan menyatukan faktor internal dan
eksternal, anak memasuki masa kristalisasi dimana anak harus sudah mengambil
keputusan, selanjutnya anak memasuki masa spesifikasi yaitu mengambil keputusan
yang khusus (spesifik) misalnya dibidang pendidikan, pekerjaan guru, guru SMP,
guru SD atau bidang lain missal dokter, perawat, akuntan dan lain sebagainya. Pada
tahap ini konselor dapat membantu melalui layanan bimbingan karir agar dapat
memahami potensi, bakat serta minat yang dimiliki untuk disesuaikan dengan
pilihan karirnya.
E.
IMPLIKASI TEORI DENGAN BIMBINGAN
KONSELING.
Serangkaian
penjelasan yang dikemukakan oleh Ginzberg di atas, hendaknya dapat dijadikan
acuan oleh guru pembimbing dalam senarai kegiatan mereka sebagai fasilitator
pendidikan. Bersumber pada pengorganisasian bimbingan konseling di sekolah
sebagai sistem yang bermuara pada layanan bimbingan karier sekolah sebagai
sub-sistem, maka implikasi teori ini dapat berupa, antara lain :
a) Informasi
karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih memungkinkan siswa untuk
dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pola karier yang dapat mereka pilih
setelah menyelesaikan pendidikannya. Layanan seperti ini juga ditengarai dapat
membantu siswa dalam mengenal secara seksama arah minat dan kemampuan (potensi
diri) untuk difantasi dan ditentasikan hingga sampai pada kemampuan untuk
merealisasikan orientasi-orientasi itu dimasa yang akan datang. Informasi
karier seperti ini oleh Munandir (1996:250) dapat berkenaan dengan informasi
jenis-jenis pekerjaan dan informasi jenis-jenis pendidikan. Bentuk lain materi
layanan informasi karier yang juga dapat diberikan guru pembimbing adalah
dengan penyediaan berbagai sumber informasi pekerjaan, jabatan dan karier,
penyediaan papan media bimbingan, dan penyediaan sumber-sumber informasi
jabatan (Ketut, 1984 : 238-239).
b) Pengenalan
terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa
dan
perangkat nilai yang dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru pembimbing
dalam upaya mengembangkan, membina, dan mengarahkan siswa pada pola-pola
vokasional dan atau pemilihan pendidikan yang tepat dan selaras dengan kondisi
dan pilihan karier tersebut.
c) Aplikasi
konseling karier dengan pola pendekatan
konseling
behavioral yang muatannya berupa analisis, eksplorasi kondisi yang sesuai
mengenai individu, keterampilan yang dimilikinya, minat, keinginan, dan nilai
kemasyarakatan, tekanan, dan arah kecenderungan dunia kerjanya, akan sangat
membantu individu dalam mencapai kecocokan dan kepuasan kerja. Dalam kegiatan
konseling karier, penjelasan yang diberikan mengenai informasi pekerjaan ini
bertujuan untuk mengukuhkan pilihan karier yang telah diambil individu dan
membantu individu kalau ia mengalami ketidakpastian antara dua pilihan yang
sama-sama menarik. Informasi karier juga bermaksud memberikan dasar pengujian
pilihan yang tepat, dan bertujuan memotivasi individu yaitu dengan cara
melibatkan individu secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pada saat masih kecil, masa depan terkesan dapat
memberikan jutaan kesempatan. Ginzberg berargumentasi bahwa hingga usia 11 tahun
seorang anak masih dalam tahap fantasi dari pemilihan karir. Dari umur 11
hingga 17 tahun, remaja ada dalam tahap tentative dari perkembangan karir,
sebuah transisi dari tahap pengambilan keputusan realistis dari masa dewasa
muda. Ginzberg percaya bahwa kemajuan remaja terlihat mulai dari mengevaluasi
minat mereka (11 hingga 12 tahun) lalu mengevaluasi kemampuan mereka (13 hingga
14 tahun) sampai mengevaluasi nilai mereka (15 hingga 16 tahun).
DAFTAR
PUSTAKA
Dharsana, I Ketut. 2010. Diktat
Konseling Karir dan Problemtik Konseling. Singaraja:
Jurusan
Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.
Munandir.
1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
http://wwwhouseofcounseling.blogspot.com/2012/12/sekilas-tentang-teoriginzberg.
html ( di unduh pada hari Selasa, 23 September 2014 pukul 17.21 WIB )
http://counselingcare.blogspot.com/2012/04/konseling-karir.html
( di unduh pada hari Selasa, 23 September 2014 pukul 17.00 WIB )
Osipow,
S.H 1983. Theories Of Carier
Development, Pretice Hall.inc- New Jersey
1 comments:
Write commentsDapatkan Bonus Refferal seumur HIdup dari permaina poker yang kamu tawarakan ke Kawan kawan anda.
ReplyInfo hub :
WA : +6281333555662