Friday, 20 January 2017

Unknown

TEORI KARIER ANNE ROE


TEORI KARIER ANNE ROE



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu prinsip dalam bimbingan dan konseling adalah bahwa setiap individu itu unik. Keunikan-keunikan tersebut dapat dilihat dalam berbagai hal. Misal saja karakter masing-masing individu, potensi dalam diri, cara berpikir (mindset), serta pemilihan karir setiap individu.
Dalam bimbingan konseling, salah satu bidang layanannya adalah bimbingan konseling karir. Bimbingan konseling karir adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar individu tersebut dapat memhami diri dan lingkungannya, sehingga mampu merencanakan karirnya di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaan bimbingan karir terdapat beberapa teori yang mendukung, salah satunya adalah teori pilihan karir Roe.
Teori Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh pola asuh orang tua (parental styles) dan pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhanyang dikembangkan oleh anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya hidup masa dewasanya kelak. Dari uraian tersebut maka dalam makalah ini penyusun akan menmbahas mengenai teori pilihan karir Roe.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.      Bagaimana dasar pemikiran teori anne roe?
2.      Bagaimana pilihan karir berdasarkan teori roe?
3.      Apa – apa saja kelemahan teori roe?
4.      Bagaimana implikasi teori roe dalam konseling?


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Dasar Pemikiran Teori Anne Roe
Anne Roe merupakan seorang psikolog klinis yang kemudian secara aktif terlibat dalam pengembangan karir melalui sebuah penelitiannya mengenai ciri-ciri kepribadian seniman/artis. Dari hasil penelitian Roe terhadap kepribadian seniman tersebut, terdapat dua kesimpulan utama (dalam Samuel H. Osipow, 1983:15) pertama, perbedaan kepribadian utama yang terdapat pada faktor fisik-biologis dan hubungan sosial individu, terutama sekali berada pada bagaimana tipe interaksi mereka dengan orang lain dan berbagai hal lainnya. Kedua, perbedaan kepribadian sebagian besar di antaranya merupakan hasil dari pengaruh praktek perkembangan atau pengalaman masa kecil yang terjadi  pada individu tersebut.
Teori Roe ini biasanya disebut juga sebagai “a need theory approach to career choice”, teori pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan. Teori karir Roe mempunyai dua tingkatan utama (dalam Samuel H. Osipow, 1983:15). Tingkatan pertama merupakan pernyataan-pernyataan umum berupa pengalaman-pengalaman sulit/buruk individu terhadap sesuatu. Tingkatan kedua membahas mengenai cara/pola ketauladanan yang dikembangkan dan kebutuhan-kebutuhan dasar yang kuat merupakan pengaruh dari pengalaman individu pada masa anak-anak. Roe (dalam Samuel H. Osipow, 1983:16) mengemukakan bahwa pilihan karir seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen utama dalam hidupnya, yakni: genetika, pengalaman masa kecil, dan factor kebutuhan.
1.      Pengaruh genetika terhadap keputusan-keputusan karir,
Menurut Roe, genetika setiap individu merupakan warisan dari kedua orang tua mereka. Oleh karena itu setiap individu memiliki berbagai potensi bawaan yang merupakan penentu bagi bagaimana sifat, minat, bakat, dan tempramen individu.
Potensi-potensi yang merupakan faktor bawaan inilah yang mempengaruhi individu dalam pemilihan karirnya di masa depan. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang bekerja pada bidang jasa cenderung juga akan bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak, demikian juga halnya dengan bidang pekerjaan lainnya. Sifat, minat, bakat dan temperamen individu diturunkan dari orang tua mereka
2.      Pengalaman masa kecil.
Faktor ini berhubungan erat dengan bagaimana pola asuh orang tua  dan pendidikan yang diterima oleh anak. Yunahar Ilyas (dalam Hardiani dan Irman, 2009:97) mengemukakan bahwa ada empat tipologi anak berdasarkan asuhan orang tua, yaitu: 1) anak sebagai perhiasan hidup dunia, 2) anak sebagai ujian, 3) anak sebagai musuh, dan 4) anak sebagai cahaya mata.  Menurut Munandir (1996:105) ada beberapa pola asuh orang tua terhadap anak, yaitu: 1) terlalu melindungi atau terlalu menuntut banyak terhadap anak, 2) menolak secara emosional dan mengabaikan kebutuhan fisik anak dan 3) menerima anak.
Berbagai pola asuh yang diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang ada di keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilhan karir individu. Suasana yang terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti: kasih sayang, penuh perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya: perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken home.
Roe dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan dan pola asuh orang tua terhadap anak, yaitunya sebagai berikut:
a.      Lingkungan keluarga yang mencintai, melindungi dan menuntut secara wajar akan menuntun anak menjadi orang yang memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang yang berorientasi dalam pekerjaan yang akan ditempatinya,
b.      Lingkungan keluarga yang menolak, mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan menggiring anak menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan,
c.       Kondisi yang terlalu melindungi (over-protective) atau menuntut terlalu berlebihan akan menjadikan anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan,
d.      Sebagian anak yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak kemungkinan orientasinya menjadi mencari kepuasan, dan
e.      Lingkungan keluarga yang santai dan mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan yang memadai.
3.      Kebutuhan-kebutuhan manusia.
Kebutuhan-kebutuhan individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu tersebut. Dalam hal ini Roe berpijak kepada teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki Maslow menyebutkan delapan motif kebutuhan individu (dalam Lee E. Isaacson, 1986:39), yaitu:
a.       Kebutuhan fisik (Physiological needs),
b.      Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs),
c.       Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta (Need for belongingness and love),
d.      Kebutuhan untuk dianggap penting, dihargai, menghargai diri sendiri, mandiri (Need for importance, respect, self-esteem, independence),
e.       Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Need for self-actualization),
f.       Kebutuhan untuk memperoleh informasi (Need for information),
g.      Kebutuhan untuk mengerti (Need for understanding, and) dan
h.      Kebutuhan untuk tampil menrik (Need for beauty).
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar dan utama bagi setiap individu. Tanpa terpenuhinya kebutuhan fisiologis, maka kelangsungan hidup manusia tidak akan terjaga. Hirarki kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia semakin kecil.
B.       Pilihan Karir berdasarkan teori Roe
Roe mengemukakan dua pengelompokan utama karir dan pekerjaan (dalam Lee, 1986:43), yaitu:
1.      Person-oriented,
a.       Jasa (service); pekerjaan-pekerjaan yang tugas utamanya berhubungan langsung dengan kebanyakan orang dan bertugas untuk melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan orang lain.
b.      Kontak bisnis (business contact); pekerjaan-pekejaan yang langsung berinteraksi langsung dengan orang lain dengan tujuan lebih kepada upaya untuk mempengaruhi dibandingkan dengan berbuat untuk kepentingan orang lainn
c.       Organisasi (organization); pekerjaan-pekerjaan manajerial serta membentuk interaksi yang bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d.      Kebudayaan (general culture); pekerjaan-pekerjaan yang tujuan utamanya adalah upaya untuk pelestarian dan pewarisan budaya,seperti halnya pendidikan.
e.       Seni dan hiburan (art and entertainment); pekerjaan-pekerjaan yang membentuk interaksi antara orang-orang yang memiliki kreatifitas dan keterampilan khusus.
2.      Nonperson-oriented
a.       Tekhnologi (technology); pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi kepada produksi, pemeliharaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan barang.
b.      Luar ruangan (outdoor), pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di ruangan terbuka/alam bebas dan tidak terlalu tergantung/membutuhkan adanya interaksi dengan banyak orang.
c.       Ilmu pengetahuan (science); pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan keilmuan, teori, konsep dibidang ilmu yang berhubungan dengan perilaku.
Untuk lebih konkritnya pemahaman tentang alur pilihan karir seseorang berdasarkan pola asuh, dapat dilihat dalam bentuk tabel di bawah ini :

Pilihan Karir Berdasarkan Pola Asuh

POLA ASUH
KATEGORI PEKERJAAN
PEKERJAAN YANG DAPAT DILALUI
Hangat dan penuh kasih sayang
Person oriented
Jasa
Kontak bisnis
Managerial
kebudayaan
Seni dan hiburan
Dingin dan acuh tak acuh
Non- person oriented
Teknologi
Luar ruangan (outdoor)
Ilmu pengetahuan (science)

Dari tabel di atas tergambar, alur pilihan karir bagi diri seseorang yaitu : pertama, individu yang mendapat pola asuh hangat dan penuh kasih sayang biasanya memiliki minat yang cukup tinggi terhadap pekerjaan dan karir yang berhubungan dengan orang lain atau bersifat pelayanan dan jasa. Kedua, individu yang mendapat pola asuh dingin dan acuh tak acuh, pada umumnya memiliki kecenderungan yang kuat terhadap pekerjaan yang bersifat non pelayanan atau jasa.
Roe (dalam Munandir, 1996:104) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan karir yang dilalui individu , yaitu:
1.      Tak terampil, pekerjaan pada tingkat ini tidak membutuhakan keahlian atau pendidikan khusus.
2.      Semi terampil; pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya keterampilan dan pengalaman khusus, namun belum mensyaratkan adanya kemandirian dan inisiatif yang tinggi dari individu.
3.      Terampil; pekerjaan pada tingkatan ini menuntut adanya keterampilan dan pendidikan khusus pada individu.
4.      Semi professional; pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya tanggung jawab dalam skala rendah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri. Individu pada tingkatan ini berpendidikan menengah atas umum atau tekhnologi kejuruan.
5.      Professional tingakatan kedua; mensyaratkan adanya kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar serta telah menerapkan sistem manajerial yang baik. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang baik, yakni berada pada jenjang sarjana hingga master.
6.      Professional tingkatan pertama; secara mandiri telah mampu untuk berkarya cipta dan menerapkan sistem manajerial secara baik. Pada tingkatan ini telah terbentuk tanggung jawab penuh pada individu untuk mengaambil berbagai keputusan dan kebijaksanaan. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang relatif tinggi dan mapan

C.      Kelemahan teori Roe
Lee (1986:43) mengemukakan empat kelemahan dari teori yang dikemukakan oleh Roe, yaitu:
1)      Keakuratan pembuktian teori yang dikemukakan Roe susah dinilai, karena membutuhkan rentang waktu yang sangat panjang mulai dari tahapan anak-anak, remaja hingga dewasa. Beberapa ahli berpendapat bahwa kebenaran teori karir yang dikemukakan oleh Roe sulit untuk diperoleh pembuktian secara cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan oleh panjangnya rentang waktu yang diperlukan oleh seorang ahli untuk membuktikannya.
2)      Sebagian besar/ banyak dari proposal-proposal yang dikemukakan oleh Roe hanya berupa pengenaralisasian sehingga keterangan yang diberikan rancu dan ambigu.
3)      Perilaku yang ditampilkan oleh orang tua bukanlah sesuatu yang tetap/konsisten. Dalam menampilkan perilaku, orang tua sebagai individu yang dinamis tidak menampilkan perilaku yang sama setiap waktu. Banyak faktor yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan perilaku yang ditampilkan individu dalam kehidupan keseharian.
4)      Anak tidak hanya mendapatkan pengaruh dari lingkungan rumah,tetapi banyak lagi faktor lingkungan lain yang mempengaruhinya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terbesar yang mempengaruhi individu tetapi bukan merupakan satu-satunya lingkungan yang memberikan pengaruh.

D.      Implikasi dalam Konseling
Roe (dalam Munandir, 1996:88) menjelaskan bahwa:
1.      Suasana dan sikap keluarga/orang tua yang diterima anak memberikan pengaruh secara langsung terhadap pilihan karir anak di masa depan. Oleh karena itu, konselor dapat mengidentifikasi pilihan karir anak berdasarkan suasana dan sikap yang diterima anak dari keluarga/orang tua.
2.      Pilihan karir juga dipengaruhi oleh faktor sosialisasi antara anak dengan lingkungan terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu konselor dapat membantu mengarahkan anak untuk mampu mengidentifikasi perilakunya dan mengaitkan dengan pilihan karir yang tepat dengan perilaku tersebut.
3.      Suasana dan sikap yang diterima dalam keluarga memiliki peran utama terhadap pilihan karir anak berdasarkan kesesuaian karir dengan jenis kelamin. Oleh karena itu, konselor dapat juga memberikan pemahaman kepada orang tua tentang nilai-nilai dan hubungan antara kesesuaian antara jenis kelamin dan karir terhadap pemilihan pekerjaan anak di masa depan.
Dari penjelasan yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan Konselor dalam konseling karir beradasarkan teori Anne Roe, yaitu:
1.      Penerimaan terhadap klien,
2.      Penjajagan berbagai latar belakang klien dipandang dari teori karir Roe, yakni: genetika/keturunan dan pengalaman-pengalaman masa kecil klien. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana suasana dan sikap yang diterima klien dari keluarga/orang tua.
3.      Mengenali berbagai kebutuhan klien berdasarkan hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow.
4.      Melakukan penafsiran terhadap data dan keterangan yang telah diperolah dari klien mengenai sifat, minat, bakat, pengalaman masa kecil klien, dan kebutuhan klien.
5.      Konselor bersama-sama dengan klien melakukan penetapan/pengambilan keputusan tentang karir yang sesuai untuk klien,
6.      Evaluasi terhadap pilihan karir yang telah diputuskan oleh klien.



BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perkembangan jabatan, Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Sesuai dengan teori Anne Roe dalam rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah faktor hereditas atau keturunan. Pengaplikasian teori Roe dalam bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan peranan orang tua  dalam pelaksanaan bimbingan karir. Orangtua dapat menggunakan informasi dari sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya. Maka dari itu Teori Roe berperan penting dalam pelaksanaan bimbingan karir disekolah.

KEPUSTAKAAN

Hadiarni & Irman. 2009. Konseling Karir. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.
Lee E. Isaacson. 1986. Career Information in Counseling and Career Development. Boston: Allyn & Bacon, Inc.
Munandir. 1996. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti.
Samuel H. Osipow.1983. Theories of Career Development. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Unknown

About Unknown -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :

1 comments:

Write comments
moris
AUTHOR
29 April 2020 at 01:24 delete

Dapatkan Bonus Refferal seumur HIdup dari permaina poker yang kamu tawarakan ke Kawan kawan anda.
Info hub :
WA : +6281333555662

Reply
avatar