TEORI KARIER ANNE ROE
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu prinsip dalam bimbingan dan konseling adalah bahwa setiap
individu itu unik. Keunikan-keunikan tersebut dapat dilihat dalam berbagai hal.
Misal saja karakter masing-masing individu, potensi dalam diri, cara berpikir
(mindset), serta pemilihan karir setiap individu.
Dalam bimbingan konseling, salah satu bidang layanannya adalah bimbingan
konseling karir. Bimbingan konseling karir adalah proses pemberian bantuan
kepada individu agar individu tersebut dapat memhami diri dan lingkungannya,
sehingga mampu merencanakan karirnya di masa yang akan datang. Dalam
pelaksanaan bimbingan karir terdapat beberapa teori yang mendukung, salah
satunya adalah teori pilihan karir Roe.
Teori Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam
lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh
dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh pola asuh orang
tua (parental styles) dan pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhanyang
dikembangkan oleh anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya
hidup masa dewasanya kelak. Dari uraian tersebut maka dalam makalah ini
penyusun akan menmbahas mengenai teori pilihan karir Roe.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.
Bagaimana dasar
pemikiran teori anne roe?
2. Bagaimana pilihan karir
berdasarkan teori roe?
3. Apa – apa saja kelemahan teori roe?
4. Bagaimana implikasi teori roe dalam konseling?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar
Pemikiran Teori Anne Roe
Anne
Roe merupakan seorang psikolog klinis yang kemudian secara aktif terlibat dalam
pengembangan karir melalui sebuah penelitiannya mengenai ciri-ciri kepribadian
seniman/artis. Dari hasil penelitian Roe terhadap kepribadian seniman tersebut,
terdapat dua kesimpulan utama (dalam Samuel H. Osipow, 1983:15) pertama, perbedaan kepribadian utama
yang terdapat pada faktor fisik-biologis dan hubungan sosial individu, terutama
sekali berada pada bagaimana tipe interaksi mereka dengan orang lain dan
berbagai hal lainnya. Kedua,
perbedaan kepribadian sebagian besar di antaranya merupakan hasil dari pengaruh
praktek perkembangan atau pengalaman masa kecil yang terjadi pada individu tersebut.
Teori
Roe ini biasanya disebut juga sebagai “a
need theory approach to career choice”, teori pemilihan karir dengan
pendekatan kebutuhan. Teori karir Roe
mempunyai dua tingkatan utama (dalam Samuel H. Osipow, 1983:15). Tingkatan
pertama merupakan pernyataan-pernyataan umum berupa pengalaman-pengalaman
sulit/buruk individu terhadap sesuatu. Tingkatan kedua membahas mengenai
cara/pola ketauladanan yang dikembangkan dan kebutuhan-kebutuhan dasar yang
kuat merupakan pengaruh dari pengalaman individu pada masa anak-anak. Roe
(dalam Samuel H. Osipow, 1983:16) mengemukakan bahwa pilihan karir seseorang
dipengaruhi oleh tiga komponen utama dalam hidupnya, yakni: genetika,
pengalaman masa kecil, dan factor kebutuhan.
1. Pengaruh
genetika terhadap keputusan-keputusan karir,
Menurut Roe,
genetika setiap individu merupakan warisan dari kedua orang tua mereka. Oleh
karena itu setiap individu memiliki berbagai potensi bawaan yang merupakan penentu
bagi bagaimana sifat, minat, bakat, dan tempramen individu.
Potensi-potensi
yang merupakan faktor bawaan inilah yang mempengaruhi individu dalam pemilihan
karirnya di masa depan. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang bekerja
pada bidang jasa cenderung juga akan bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa
kelak, demikian juga halnya dengan bidang pekerjaan lainnya. Sifat, minat,
bakat dan temperamen individu diturunkan dari orang tua mereka
2. Pengalaman
masa kecil.
Faktor
ini berhubungan erat dengan bagaimana pola asuh orang tua dan pendidikan yang diterima oleh anak.
Yunahar Ilyas (dalam Hardiani dan Irman, 2009:97) mengemukakan bahwa ada empat
tipologi anak berdasarkan asuhan orang tua, yaitu: 1) anak sebagai perhiasan
hidup dunia, 2) anak sebagai ujian, 3) anak sebagai musuh, dan 4) anak sebagai
cahaya mata. Menurut Munandir (1996:105)
ada beberapa pola asuh orang tua terhadap anak, yaitu: 1) terlalu melindungi
atau terlalu menuntut banyak terhadap anak, 2) menolak secara emosional dan
mengabaikan kebutuhan fisik anak dan 3) menerima anak.
Berbagai
pola asuh yang diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi
bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang
ada di keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilhan karir individu.
Suasana yang terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti:
kasih sayang, penuh perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif,
misalnya: perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken home.
Roe
dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan dan pola
asuh orang tua terhadap anak, yaitunya sebagai berikut:
a. Lingkungan
keluarga yang mencintai, melindungi dan menuntut secara wajar akan menuntun
anak menjadi orang yang memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang yang
berorientasi dalam pekerjaan yang akan ditempatinya,
b. Lingkungan
keluarga yang menolak, mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan menggiring
anak menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan,
c. Kondisi
yang terlalu melindungi (over-protective)
atau menuntut terlalu berlebihan akan menjadikan anak tidak memiliki
orientasi dalam pekerjaan,
d. Sebagian
anak yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak kemungkinan orientasinya
menjadi mencari kepuasan, dan
e. Lingkungan
keluarga yang santai dan mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan yang
memadai.
3. Kebutuhan-kebutuhan
manusia.
Kebutuhan-kebutuhan
individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu tersebut. Dalam hal ini Roe
berpijak kepada teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki
Maslow menyebutkan delapan motif kebutuhan individu (dalam Lee E. Isaacson,
1986:39), yaitu:
a. Kebutuhan
fisik (Physiological needs),
b. Kebutuhan
akan rasa aman (Safety needs),
c. Kebutuhan
akan kasih sayang dan cinta (Need for
belongingness and love),
d. Kebutuhan
untuk dianggap penting, dihargai, menghargai diri sendiri, mandiri (Need for importance, respect, self-esteem,
independence),
e. Kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri (Need for
self-actualization),
f. Kebutuhan
untuk memperoleh informasi (Need for
information),
g. Kebutuhan untuk mengerti (Need for understanding, and) dan
h. Kebutuhan
untuk tampil menrik (Need for beauty).
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling
dasar dan utama bagi setiap individu. Tanpa terpenuhinya kebutuhan fisiologis,
maka kelangsungan hidup manusia tidak akan terjaga. Hirarki kebutuhan Maslow
ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan paling dasar
memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia semakin
kecil.
B.
Pilihan
Karir berdasarkan teori Roe
Roe mengemukakan
dua pengelompokan utama karir dan pekerjaan (dalam Lee, 1986:43), yaitu:
1.
Person-oriented,
a. Jasa
(service); pekerjaan-pekerjaan yang tugas utamanya berhubungan langsung dengan
kebanyakan orang dan bertugas untuk melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan
orang lain.
b. Kontak
bisnis (business contact); pekerjaan-pekejaan yang langsung berinteraksi
langsung dengan orang lain dengan tujuan lebih kepada upaya untuk mempengaruhi
dibandingkan dengan berbuat untuk kepentingan orang lainn
c. Organisasi
(organization); pekerjaan-pekerjaan manajerial serta membentuk interaksi yang
bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d. Kebudayaan
(general culture); pekerjaan-pekerjaan yang tujuan utamanya adalah upaya untuk
pelestarian dan pewarisan budaya,seperti halnya pendidikan.
e. Seni
dan hiburan (art and entertainment); pekerjaan-pekerjaan yang membentuk
interaksi antara orang-orang yang memiliki kreatifitas dan keterampilan khusus.
2.
Nonperson-oriented
a. Tekhnologi
(technology); pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi kepada produksi,
pemeliharaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan barang.
b. Luar
ruangan (outdoor), pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di ruangan terbuka/alam
bebas dan tidak terlalu tergantung/membutuhkan adanya interaksi dengan banyak
orang.
c. Ilmu
pengetahuan (science); pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan
keilmuan, teori, konsep dibidang ilmu yang berhubungan dengan perilaku.
Untuk
lebih konkritnya pemahaman tentang alur pilihan karir seseorang berdasarkan
pola asuh, dapat dilihat dalam bentuk tabel di bawah ini :
Pilihan Karir Berdasarkan Pola Asuh
POLA ASUH
|
KATEGORI
PEKERJAAN
|
PEKERJAAN
YANG DAPAT DILALUI
|
Hangat dan penuh kasih sayang
|
Person
oriented
|
Jasa
|
Kontak bisnis
|
||
Managerial
|
||
kebudayaan
|
||
Seni dan hiburan
|
||
Dingin dan acuh tak acuh
|
Non- person
oriented
|
Teknologi
|
Luar
ruangan (outdoor)
|
||
Ilmu
pengetahuan (science)
|
Dari
tabel di atas tergambar, alur pilihan karir bagi diri seseorang yaitu : pertama, individu yang mendapat pola
asuh hangat dan penuh kasih sayang biasanya memiliki minat yang cukup tinggi
terhadap pekerjaan dan karir yang berhubungan dengan orang lain atau bersifat
pelayanan dan jasa. Kedua, individu
yang mendapat pola asuh dingin dan acuh tak acuh, pada umumnya memiliki
kecenderungan yang kuat terhadap pekerjaan yang bersifat non pelayanan atau
jasa.
Roe (dalam
Munandir, 1996:104) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan karir yang
dilalui individu , yaitu:
1. Tak
terampil, pekerjaan pada tingkat ini tidak membutuhakan keahlian atau
pendidikan khusus.
2. Semi
terampil; pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya keterampilan dan
pengalaman khusus, namun belum mensyaratkan adanya kemandirian dan inisiatif yang
tinggi dari individu.
3. Terampil;
pekerjaan pada tingkatan ini menuntut adanya keterampilan dan pendidikan khusus
pada individu.
4. Semi
professional; pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya tanggung jawab
dalam skala rendah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri. Individu pada
tingkatan ini berpendidikan menengah atas umum atau tekhnologi kejuruan.
5. Professional
tingakatan kedua; mensyaratkan adanya kemandirian dan tanggung jawab yang lebih
besar serta telah menerapkan sistem manajerial yang baik. Individu yang berada
pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang baik, yakni berada pada jenjang
sarjana hingga master.
6. Professional
tingkatan pertama; secara mandiri telah mampu untuk berkarya cipta dan
menerapkan sistem manajerial secara baik. Pada tingkatan ini telah terbentuk
tanggung jawab penuh pada individu untuk mengaambil berbagai keputusan dan
kebijaksanaan. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang
relatif tinggi dan mapan
C.
Kelemahan
teori Roe
Lee (1986:43) mengemukakan
empat kelemahan dari teori yang dikemukakan oleh Roe, yaitu:
1) Keakuratan
pembuktian teori yang dikemukakan Roe susah dinilai, karena membutuhkan rentang
waktu yang sangat panjang mulai dari tahapan anak-anak, remaja hingga dewasa.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kebenaran teori karir yang dikemukakan oleh Roe
sulit untuk diperoleh pembuktian secara cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan
oleh panjangnya rentang waktu yang diperlukan oleh seorang ahli untuk
membuktikannya.
2) Sebagian
besar/ banyak dari proposal-proposal yang dikemukakan oleh Roe hanya berupa
pengenaralisasian sehingga keterangan yang diberikan rancu dan ambigu.
3) Perilaku
yang ditampilkan oleh orang tua bukanlah sesuatu yang tetap/konsisten. Dalam
menampilkan perilaku, orang tua sebagai individu yang dinamis tidak menampilkan
perilaku yang sama setiap waktu. Banyak faktor yang dapat menimbulkan
terjadinya perubahan perilaku yang ditampilkan individu dalam kehidupan
keseharian.
4) Anak
tidak hanya mendapatkan pengaruh dari lingkungan rumah,tetapi banyak lagi faktor
lingkungan lain yang mempengaruhinya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
terbesar yang mempengaruhi individu tetapi bukan merupakan satu-satunya
lingkungan yang memberikan pengaruh.
D.
Implikasi
dalam Konseling
Roe (dalam Munandir, 1996:88)
menjelaskan bahwa:
1. Suasana
dan sikap keluarga/orang tua yang diterima anak memberikan pengaruh secara
langsung terhadap pilihan karir anak di masa depan. Oleh karena itu, konselor
dapat mengidentifikasi pilihan karir anak berdasarkan suasana dan sikap yang
diterima anak dari keluarga/orang tua.
2. Pilihan
karir juga dipengaruhi oleh faktor sosialisasi antara anak dengan lingkungan
terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu konselor dapat membantu
mengarahkan anak untuk mampu mengidentifikasi perilakunya dan mengaitkan dengan
pilihan karir yang tepat dengan perilaku tersebut.
3. Suasana
dan sikap yang diterima dalam keluarga memiliki peran utama terhadap pilihan
karir anak berdasarkan kesesuaian karir dengan jenis kelamin. Oleh karena itu,
konselor dapat juga memberikan pemahaman kepada orang tua tentang nilai-nilai
dan hubungan antara kesesuaian antara jenis kelamin dan karir terhadap
pemilihan pekerjaan anak di masa depan.
Dari penjelasan
yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan
Konselor dalam konseling karir beradasarkan teori Anne Roe, yaitu:
1. Penerimaan
terhadap klien,
2. Penjajagan
berbagai latar belakang klien dipandang dari teori karir Roe, yakni:
genetika/keturunan dan pengalaman-pengalaman masa kecil klien. Hal ini
dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana suasana dan sikap yang diterima
klien dari keluarga/orang tua.
3. Mengenali
berbagai kebutuhan klien berdasarkan hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh
Maslow.
4. Melakukan
penafsiran terhadap data dan keterangan yang telah diperolah dari klien
mengenai sifat, minat, bakat, pengalaman masa kecil klien, dan kebutuhan klien.
5. Konselor
bersama-sama dengan klien melakukan penetapan/pengambilan keputusan tentang karir
yang sesuai untuk klien,
6. Evaluasi
terhadap pilihan karir yang telah diputuskan oleh klien.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perkembangan jabatan, Anne Roe menekankan
dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti.
Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga
menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi
dan gaya hidup dewasa nanti.
Sesuai dengan teori Anne Roe dalam
rangka usaha bimbingan karir, salah satu komponen yang perlu diperhatikan
adalah faktor hereditas atau keturunan. Pengaplikasian teori Roe dalam
bimbingan karir di sekolah salah satunya dengan melibatkan peranan orang
tua dalam pelaksanaan bimbingan karir. Orangtua dapat menggunakan
informasi dari sekolah tentang bakat, minat, intelegensi, kepribadian, prestasi
belajar, kegagalan-kegagalan, kesuksesan, dan sebagainya. Maka dari itu Teori
Roe berperan penting dalam pelaksanaan bimbingan karir disekolah.
KEPUSTAKAAN
Hadiarni & Irman. 2009.
Konseling Karir. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.
Lee E. Isaacson. 1986. Career
Information in Counseling and Career Development. Boston: Allyn & Bacon,
Inc.
Munandir. 1996. Pengantar Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen
Dikti.
Samuel H. Osipow.1983. Theories of
Career Development. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
1 comments:
Write commentsDapatkan Bonus Refferal seumur HIdup dari permaina poker yang kamu tawarakan ke Kawan kawan anda.
ReplyInfo hub :
WA : +6281333555662