Friday 20 January 2017

Unknown

TEORI PERKEMBANGAN KARIER DONALD SUPER


TEORI PERKEMBANGAN KARIER DAN PERKEMBANGAN HIDUP 
MENURUT DONALD SUPER

A.    Pendahuluan
Teori lain yang memandang pilihan karier sebagai bentuk perkembangan adalah Donald Super. Teori ini dasarnya adalah bahwa kerja itu perwujudan konsep diri. Artinya orang yang mempunyai konsep diri dan ia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan memilih pekerjaan, hal yang menurut orang tersebut paling memungkinnya berekspresi diri.
Teori ini menyatakan pilihan karir adalah soal mencocokan (metching). Menurut Munandir (1996 : 93) ”didalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu.
Teori ini menerima teori maching (teori konsep diri), pilihan kerja merupakan proses yang berkelanjutan, orang dan lingkungannya selalu berkembang dimana keputusan karier merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang kecil-kecil.

B.     Perkembangan Teori Pemilihan Karier dan Perkembangan Hidup (D.Super).
Menurut W.S.Winkel (2005 : 632) perkembangan karir Super, gambaran diri atau konsep diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegangnya (vocational self-concept), merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Gambaran diri yang vocational berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif.
Menurut Super seseorang memiliki kualifikasi untuk banyak bidang pekerjaan. Setiap pekerjaan menuntut suatu pola karakteristik kecakapan dan sifat-sifat pribadi, meskipun konsep diri individu dan situasi sosial berubah, mulai dari tahap eksplorasi, pemantapan, pemeliharaan, dan tahap penurunan.
Perkembangan karir seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor diri individu dan faktor lingkungan yang saling mempengaruhi dan membentuk proses perkembangan karir seseorang. Faktor diri individu terdiri dari kebutuhan, sifat-sifat kepribadian serta kemampuan intelektual, dan faktor luar diri individu seperti tingkat sosial-ekonomi orang tua, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, kecakapan, dan kesempatan yang muncul.
  1. Tahap Perkembangan Vocational Super.
Lima tahap perkembangan vocational Super, yaitu
a.       Tahap Pertumbuhan.
Baru lahir sampai usia 14 atau 15 tahun, ditandai oleh perkembangan kecakapan, sikap, minat, dan kebutuhan yang berhubungan dengan struktur konsep diri (self-concenpt structure). Tahap pertumbuhan ini terkait dengan pertumbuhan fisik dan psikologis, pada masa ini seseorang mulai membentuk sikap dan mekanisme perilaku yang penting dalam konsep diri serta mendapatkan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan tentang dunia kerja.
b.      Tahap Eksplorasi (Exploration).
Dari umur 15 – 24 tahun ditandai oleh suatu fase tentatif, dimana individu mempersempit pilihannya tetapi bukan pilihan final.
c.       Tahap Pemantapan (Establishmen).
Dari umur 25 – 44 tahun ditandai oleh percobaan dan stabilisasi melalui pengalaman kerja.
d.      Tahap Pembinaan (Maintenance)
Dari umur 45 – 64 tahun ditandai oleh proses penyesuaian yang berkesinambungan untuk meningkatkan posisi pekerjaan dan situasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dan konsep diri individu mempunyai hubungan yang lancar, keduanya terjalin proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu.
e.       Tahap Kemunduran (Decline).
Usia 64 tahun ke atas, pada tahap ini di tandai oleh pertimbangan menjelang berjenti bekerja dengan usaha mempertahankan diri dan meningkatkan pekerjaan.

  1. Proposisi Teori Super.
Proposisi teori Super terdiri atas dua belas pokok pikiran, yaitu :
    1. Tiap orang memiliki perbedaan individu;
    2. Setiap individu memiliki kecakapan dalam memilih pekerjaan yang memungkinkan orang tersebut berhasil dalam berbagai jabatan.
    3. Setiap pekerjaan membutuhkan pola khas dari kemampuan, minat, dan sifat kepribadian.
    4. Preferensi dan kemampuan vocational, situasi dimana orang hidup dan bekerja, serta konsep diri mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman.
    5. Proses ini disimpulkan dalam rangkaian tahap-tahap kehidupan, yaitu tahap pertumbuhan, tahap eksplorasi, pemantapan, pembinaan, dan tahap kemunduran.
    6. Pola karir seseorang ditentukan oleh taraf sosio-ekonomi orang tua, kemampuan mental, ciri kepribadian, dan tersedianya kesempatan.
    7. Perkembangan individu dalam melewati tahap-tahap perkembangan dibantu dengan melakukan uji realitas (reality testing) serta mengembangkan konsep diri.
    8. Konsep diri merupakan hasil interaksi kemampuan bawaan, keadaan fisik, kesempatan berperan, dan evaluasi apakah peranan itu mendapat persetujuan dari orang lain.
    9. Proses mensintesis atau kopromi antara faktor-faktor individu dan sosial, antara konsep diri dengan realitas adalah proses permainan peranan dalam berbagai latar dan keadaan (pribadi, kelompok, pergaulan, hubungan, kerja).
    10. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada seberapa jauh individu mendapatkan/menyalurkan kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi, dan nilai-nilai pribadi secara memadai.
    11. Kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan penerapan konsep diri.
    12. Bekerja dan pekerjaan adalah merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi kebanyakan individu.

  1. Pola Karir Menurut Super untuk Pria dan Wanita.
a. Pola karir untuk pria.
Tabel 1.
Klasifikasi pola-pola
Klasifikasi karir yang khas
Karakteristik
Pola karir yang stabil
Pekerja-pekerja terampil, profesional dan manajerial
Awal memasuki karir dengan periode kerja yang kecil atau tanpa pekerjaan
Pola karir konvensional
Pekerja-pekerja klerikal, terampil, dan manajerial
Periode mencoba pekerjaan diikuti dengan masuk ke dalam suatu pola yang stabil
Pola karir yang tidak stabil
Pekerja-pekerja rumah tangga dan klerikal, pekerja semi skilled
Sejumlah percobaan kerja yang mengarah pada pekerjaan sementara stabil diikuti oleh percobaan kerja berikutnya.
Pola karir dengan percobaan yang berulang-ulang.
Pekerja-pekerja rumah tangga dan pekerja semi skilled
Tanpa pemantapan karir ditandai oleh perubahan pekerjaan secara terus menerus.


b. Pola Karir untuk Wanita
Tabel 2
Klasifikasi Pola Karir
Karakteristik Umum
Pola karir ibu rumah tangga
Kawin sebelum memiliki pengalaman kerja yang berarti


Pola karir konvensional
Memasuki pekerjaan setelah memperoleh pelatihan di sekolah menengah, atau akademi sebagai sesuatu untuk menghilangkan jurang pemisah yang terjadi pada perkawinan, kemudian menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.
Pola karir dengan pekerjaan yang stabil
Memasuki pekerjaan diikuti pelatihan dan dipandang sebagai karir seumur hidup.
Pola karir dua jalur
Memasuki karir setelah pelatihan, diikuti dengan perkawinan dan rumah tangga sebagai karir kedua.


Pola karir penyela
Memasuki pekerjaan diikuti dengan perkawinan dan terjun dalam rumah tangga sebagai pilihan karir paroh waktu. Mungkin kembali memasuki karir bergantung pada keadaan dalam rumah tangga.

Pola karir yang tidak stabil
Pola kerja dengan tingkat sosial ekonomi yang sangat rendah pada khususnya, diikuti dengan pekerjaan rumah tangga secara penuh hanya perputaran yang berulang kembali.
Pola karir dengan percobaan yang berulang-ulang.
Tanpa pemantapan karir, ditandai dengan perubahan pekerjaan secara terus menerus.


Tabel 3
Tugas-Tugas Perkembangan (Super).
Tugas-tugas perkembangan vokasional
Umur/ Tahun
Karakteristik Umum


Kristalisasi


14-18 th
Suatu periode proses kognitif merumuskan suatu tujuan karir yang bersifat umum melalui sumber kesadaran, kemungkinan, minat, nilai-nilai, dan perencanaan untuk memilih pekerjaan yang disukai.

Spesifikasi

18-21 th
Suatu periode melangkah dari pilihan pekerjaan tentatif terhadap pilihan pekerjaan yang spesifik.

Implementasi

21-24 th
Suatu periode menyelesaikan pelatihan dalam pemilihan pekerjaan dan memasuki pekerjaan.


Stabilisasi


24-35 th
Suatu periode mempertegas atau memperkuat suatu pilihan karir dengan pengalaman kerja nyata dan menggunakan bakat dengan menunjukan pilihan karir sebagai suatu pilihan yang tepat.

Konsolidasi

35 th +
Suatu periode pemantapan dalam suatu karir dengan promosi jabatan, status dan kedudukan yang lebih tinggi.

C.    Hubungan Teori Super Dengan Konseling.
Konsep Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga pendidikan bila merancang program pendidikan karir dan bimbingan karir yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolah imformasi tentang dunia kerja, selaras dengan tahap perkembangan karir tertentu.
Program pendidikan karir dan bimbingan karir di SD, SLTP, dan SLTA harus bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat para siswa ke tahap pemahaman diri dan pengolahan imformasi yang lebih tinggi dan lebih matang.
Dalam konseling karir, bilamana konselor berhadapan dengan klien, konselor harus memperhatikan taraf kematangan vokasional yang telah dicapai oleh klien. Misalnya: klien berkata ”saya tidak tahu pekerjaan apa yang akan saya pegang dan saya belum berpikir banyak tentang hal ini” berada ditaraf kematangan vokasional yang lebih rendah dari pada klien berkata ”saya ingin mengambil suatu ketentuan, tetapi saya tidak tahu bagaimana caranya membuat pilihan yang dapat dipertanggung jawabkan”. Berdasarkan contoh tersebut, konselor memberikan pelayanan konseling karir yang berbeda pada individu yang berbeda pula, karena klien yang dihadapi memiliki taraf kematangan vokasional yang berbeda.

D.    Kelebihan dan Kelemahan Teori Donald Super.
1.      Kelebihan Teori Donald Super.
a.       Keputusan karir itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan-keputusan sebelumnya, berdasarkan kecocokan pilihan karir yang berpengaruh pada usaha mewujudkan konsep diri (self concept).
b.      Penelitian ini juga mengkaji jenis kelamin pria dan wanita sepanjang rentang kehidupan.
c.       Super juga melakukan penelitian dalam bidang rehabilitasi yang menunjukan bahwa walaupun fisik individu memiliki kecacatan namun terdapat sejumlah potensi yang dimiliki untuk pekerjaan yang dapat dilakukan dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan ciri-ciri yang dipersyaratkan oleh pekerjaan itu.
d.      Perkembangan jabatan dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor antara lain: faktor diri individu, lingkungan yang berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karir seseorang.
e.       Pandangan super memiliki beberapa implikasi bagi pendidikan karir dan konseling karir tentang gambaran diri dan kematangan vokasional yang menjadi pegangan bagi sorang pendidik bila merancang program pendidikan karir dan bimbingan karir.
2.      Kelemahan.
Super mengkaji konsep diri (self-concept) yang terentang sangat luas, baik yang terdapat dalam diri individu sendiri maupun antar invidu. Namun kajian self-concept lebih banyak ditekankan pada kepribadian antar individu yang menekankan pada kepuasan kerja dalam dunia kerja (konsep ini mengalami perkembangan.

E.     Kesimpulan.
Bekerja itu merupakan perwujudan dari konsep diri. Pilihan kerja merupakan fungsi tahap perkembangan, disebut tugas-tugas perkembangan. Tahap-tahap tugas perkembangan ini adalah kristalisasi, spesifikasi, implementasi, stabilisasi, konsolidasi.
Teori ini terus mengalami peninjauan dan penyempurnaan yang didasarkan pada penelitian dan balikan serta kecaman dari para pakar. Paling akhir Super memperkenalkan konsep model Segmental Perkembangan Karir (Segmental Model of Career Development).




DAFTAR PUSTAKA


Brown, Duane, ey.al. (1987); Career Choice and Development. San Fransisco, California: Jossey Bass Inc.

Dewa Ketut Sukardi, dkk. (1990); Tes Dalam Konseling Karir (teori tes dan Interpretasi Tes). Surabaya: Usaha Nasional.

Herr, Edwin L. et.al (1984); Career Gaidance and Counseling Trought the Life Span (Systematic Approuches: Sixth Edition). Boston: Pearson Education, Inc.

Munandir, (1996); Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta : Depdikbud, Dikti.

Ruslan Abdul Ghani, (1985); Bimbingan Karir. Bandung : Aksara

W.S. Winkel, dan Sri Hastuti, (2005); Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta : Media Abadi.

Unknown

About Unknown -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :