Friday 20 January 2017

Unknown

TEORI KARIER GINZBERG MAKALAH



TEORI KARIER GINZBERG



 BAB 1 
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Karir seseorang sangatlah menentukan kebaikan dirinya di kehidupan masa depan. Pada saat kecil, seseorang terkadang sudah berfikir untuk menjadi apa ketika besar nanti, walaupun pada akhirny apa yang dikatakannya pada saat kecil tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya yang dialaminya pada saat dewasa. Teori perkembangan karir (development career choice theory) Ginzberg merupakan hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan karir. Kelompok ini terdiri dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang psikiater, S.Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang psikolog. E. Ginzberg, S. Ginzburg,S .Axelrad, dan J. Herma memulai penelitian pada tahun 1951 dengan maksud mengembangkan suatu konsepsi tentang pilihan jabatan sebagai bagian dari suatu studi tentang dunia kerja. Kelompok ini memandang masalah pilihan jabatan dari sudut perkembangan orang muda. Menurut pandangan kelompok Ginzberg ini pilihan jabatan tidak hanya terjadi sekali saja, melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu antara enam sampai lima belas tahun. Ginzberg menyebut usia 17 dan 18 tahun hingga awal 20-an sebagai tahap realistis dalam pemilihan karir. Selama masa ini, tiap orang secara ekstentif mencoba karir yang mungkin, lalu memfokuskan diri pada satu bidang, dan akhirnya memilih pekerjaan tertentu dalam karir tersebut (seperti menjadi dokter umum, atau ahli bedah ottopedik, dalam karir kedokteran). Dalam mengembangkan teorinya, Ginzberg etal menginvestigasi secara empirik sejumlah sampel yang memiliki kebebasan memilih suatu okupasi. Sampel tersebut terdiri dari laki-laki yang berasal dari kelas menengah ke atas di daerah perkotaan, dari keluarga Protestan atau Katolik, yang tingkat pendidikanya berkisar dari kelas enam hingga pasca-sarjana. Karena pemilihan sampel tersebut sangat terbatas, maka konklusi hasil penelitian ini hanya dapat diaplikasikan secara terbatas pula. Secara spesifik, pola perkembangan karir perempuan dan etnik minoritas ataupun mereka yang berasal dari daerah pedesaan dan kaum miskin tidak menjadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu, konklusi yang dihasilkan dari studi ini belum tentu dapat diaplikasikan pada populasi selain dari yang diwakili oleh sampel yang disebutkan. Kelompok Ginzberg menyimpulkan bahwa pilihan okupasional merupakan proses perkembangan, yang pada umumnya mencakup kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang dimulai dari sekitar usia 11 tahun dan berakhir sesudah usia 18 atau awal masa dewasa. Pengambilan keputusan karir berlangsung melalui tiga periode, yaitu fantasi, tentatif, dan realistik. Pokok yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun teorinya didasari atas pendekatan psikologis atas tugas-tugas perkembangan yang dilalui manusia. Konsep perkembangan dan
pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg dikelompokkan dalam tiga unsur yaitu: proses (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan suatu proses); irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik); kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan kompromi antara faktor-faktor yang terlibat yaitu minat, kemampuan, dan nilai); dan optimisasi yang merupakan penyempurnaan teori (individu yang mencari kecocokan kerja).



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tokoh
Teori perkembanagn karir (development career choice theory) Ginzberg merupakan hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan terhadap pemilihan karir. Kelompok ini terdiri dari Eli Ginzberg yang seorang ahli ekonomi, S. Ginzburg yang seorang psikiater, S. Axelrad yang seorang sosiolog, dan J. Herma yang merupakan seorang psikolog.

B.     Konsep
Teori Ginzberg dikembangkan pada tahun 1951. Teori Ginzberg mempunyai tiga unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu adalah suatu proses), irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa dirubah atau dibalik), dan kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor yang bermain, yaitu minat, kemampuan, dan nilai). Teori ini kemudian, pada tahun 1970, direvisi. Proses yang semula berakhir pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja, kemudian dirumuskan bahwa tidak demikian halnya tetapi berlangsung terus. Mengenai irreversibilitas, adanya pembatasan pilihan tidak mesti berarti bahwa pilihan itu bersifat menentukan. Apa yang terjadi sebelum orang berumur dua puluh tahun mempengaruhi kariernya. Tersedianya kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam pilihan pekerjaannya. Konsep kompromi juga mengalami revisi sebagai hasil temuan-temuan risetnya. Konsep dasar tentang kompromi tetap, yaitu bahwa dalam pemilhan pekerjaan ada unsur kompromi. Hanya saja, hal itu bukan peristiwa sekali saja. Konsep optimisasi yang merupakan penyempurnaan teorinya berarti bahwa setiap orang berusaha mencari kecocokan paling baik antara minatnya yang terus mengalami perubahan, tujuan-tujuannya, dan keadaan yang juga terus berubah. Kompromi bersifat dinamis dan berlangsung seumur hidup . Menurut Ginzberg, Ginzburg, Axelrad dan Herma (1951) perkembangan dalam proses pilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan yang utama, yaitu fantasi, tentatif dan realistik.




1.      Masa Fantasi
Masa yang mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun. Ciri utama dari masa ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan, artinya asal pilih saja. Pilihannya tidak didasarkan pada  pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi pada kesan atau khayalan belaka. Seperti, anak yang berumur lima tahun ingin menjadi tentara karena kegagahannya atau menjadi dokter karena dokter umumnya bermobil mewah dan penghasilannya besar.
2.      Masa Tentatif
Dalam masa tentatif pun, pilihan karier orang mengalami perkembangan. Mula-mula pertimbangan karier itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan (kapasitas) melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kapasitas itu cocok dengan minatnya. Sewaktu anak bertambah besar, anak menyadari bahwa di dalam pekerjaan yang dilakukan orang ada kandungan nilai, yaitu nilai pribadi dan atau nilai kemasyarakatan bahwa kegiatan yang satu lebih mempunyai nilai dari padanya lainnya. Dalam masa tentatif, terdapat beberapa masa diantaranya masa transisi yaitu masa peralihan sebelum orang memasuki masa realistik. Dalam masa ini anak memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya, yaitu masa orientasi minat, orientasi kapasitas dan orientasi nilai.
3.      Tahap Realistik
Masa ini mencakup anak usia 18-24 tahun atau pada masa perkuliahan atau mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis. Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan akan direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan terstruktur dalam frame vokasional (kristalisasi pola-pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi). Masa ini pun dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :
Ø  Masa Eksplorasi
Anak mulai melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Ø  Tahap Kristalisasi
Dalam kegiatan-kegiatan selama tahap eksplorasi, anak mungkin mencapai keberhasilan tetapi mungkin juga kegagalan. Pengalamanpengalaman berhasil dan gagal ini ikut membentuk pola. Inilah tahap kristalisasi, ketika anak mengambil keputusan pokok dengan mengawinkan faktor-faktor yang ada, baik dari dalam diri (internal) maupun yang dari luar diri (eksternal).
Ø  Tahap Spesifikasi
Saat tahap ini anak memilih pekerjaan spesifik, maksudnya pekerjaan tertentu yang khusus. Misalnya, jika anak memilih pekerjaan bidang pendidikan, ia akan mengkhususkan pilihannya itu pada pekerjaan guru dan bukan pekerjaan lain di bidang pendidikan. Di bidang keguruan, ia akan lebih khusus memilih guru dalam bidang studi apa.





C.    Karakteristik Teori Ginzberg
Dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan tentang karakteristik teori dari Ginzberg
Periode
Usia
Karakteristik
Fantasi
Masa Kanak-kanak sebelum 11 tahun
Tahap awal murni berorientasi pada bermain.
Menjelang akhir tahap ini bermain menjadi orientasi kerja
Tentatif
Awal masa remaja (usia 11-17 tahun)
Proses transisi yang ditandai oleh pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan kerja
Pengenalan bakat dan minat, kemampuan, imbalan kerja, nilai dan perspektif waktu
Realistik
Pertengahan masa remaja (usia 17 tahun sampai awal masa dewasa)
Perintegrasian tugas dan minat
Kelanjutan perkembangan nilai-nilai
Spesifikasi pilihan okupasi
Kristalisasi pola-pola okupasi

D.    Aplikasi dalam Bimbingan Karier
1.      Fantasi
Tahap fantasi mencakup usia kira-kira <12 tahun atau bisa dikatakan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Pada tahap ini karir tersebut masih sebatas angan, khayalan, imajinasi atau fantasi dari individu tersebut. Bisa dikatakan dalam menentukan cita-citanya anak SD atau yang berusia dibawah 12 tahun cenderung bersifat bersifat sembarangan, pilihan tersebut tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang mengenai kenyataan yang ada tetapi pada kesan yang diterima terhadap cita-cita tersebut. Misalnya seorang anak berusia 5 tahun yang ingin menjadi polisi karena kegagahannya dan keberaniannya. Anak seperti percaya bahwa ia dapat menjadi apa saja dan ini berdasarkan kesan yang diperolehnya mengenai lingkungan sekitar. Pada kasus diatas seorang konselor dapat membantu anak tersebut dengan cara memperlihatkan, menggambarkan atau menjelaskan tentang cita-citanya tersebut melalui bahasa ataupun gambar-gambar yang mudah dipahami anak dibawah usia 12 tahun tanpa membatasi cita-cita atau mimpi dari setiap individu tersebut karena tak dapat dipungkiri juga karir setiap individu bisa berawal dari mimpi-mimpi yang tidak realistik.

2.       Tentatif Pada tahap tentatif usia berkisar antara 11 samai 18 tahun, siswa SMP dan SMA, yang didalamnya meliputi 4 tahap yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi. Pada tahap ini anak mulai menimbang-nimbang misalnya mempertimbangkan kemampuan atau kapasitasnya. Namun seringkali individu kurang dapat memahami hal tersebut untuk itu dapat dibantu oleh konselor melalui bimbingan karir dalam mengetahui bakat dan minat yang dimilikinya sesuai umurnya. Pada siswa SMA di kelas X dapat dibantu dalam memilih jurusan yang diinginkan sesuai minat, kemampuandan nilai yang dimilikinya.

3.      Realistik
Tahap ini berkisar >19 tahun atau usia saat perkuliahan atau bekerja. Masa ini bertahap meliputi eksplorasi, kristalisasi, dan spesifikasi. Selama masa realistic anak melakukan eksplorasi dan dengan menyatukan faktor internal dan eksternal, anak memasuki masa kristalisasi dimana anak harus sudah mengambil keputusan, selanjutnya anak memasuki masa spesifikasi yaitu mengambil keputusan yang khusus (spesifik) misalnya dibidang pendidikan, pekerjaan guru, guru SMP, guru SD atau bidang lain missal dokter, perawat, akuntan dan lain sebagainya. Pada tahap ini konselor dapat membantu melalui layanan bimbingan karir agar dapat memahami potensi, bakat serta minat yang dimiliki untuk disesuaikan dengan pilihan karirnya.

E.     IMPLIKASI TEORI DENGAN BIMBINGAN KONSELING.
Serangkaian penjelasan yang dikemukakan oleh Ginzberg di atas, hendaknya dapat dijadikan acuan oleh guru pembimbing dalam senarai kegiatan mereka sebagai fasilitator pendidikan. Bersumber pada pengorganisasian bimbingan konseling di sekolah sebagai sistem yang bermuara pada layanan bimbingan karier sekolah sebagai sub-sistem, maka implikasi teori ini dapat berupa, antara lain :
a)      Informasi karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih memungkinkan siswa untuk dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pola karier yang dapat mereka pilih setelah menyelesaikan pendidikannya. Layanan seperti ini juga ditengarai dapat membantu siswa dalam mengenal secara seksama arah minat dan kemampuan (potensi diri) untuk difantasi dan ditentasikan hingga sampai pada kemampuan untuk merealisasikan orientasi-orientasi itu dimasa yang akan datang. Informasi karier seperti ini oleh Munandir (1996:250) dapat berkenaan dengan informasi jenis-jenis pekerjaan dan informasi jenis-jenis pendidikan. Bentuk lain materi layanan informasi karier yang juga dapat diberikan guru pembimbing adalah dengan penyediaan berbagai sumber informasi pekerjaan, jabatan dan karier, penyediaan papan media bimbingan, dan penyediaan sumber-sumber informasi jabatan (Ketut, 1984 : 238-239).
b)      Pengenalan terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa
dan perangkat nilai yang dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru pembimbing dalam upaya mengembangkan, membina, dan mengarahkan siswa pada pola-pola vokasional dan atau pemilihan pendidikan yang tepat dan selaras dengan kondisi dan pilihan karier tersebut.
c)      Aplikasi konseling karier dengan pola pendekatan
konseling behavioral yang muatannya berupa analisis, eksplorasi kondisi yang sesuai mengenai individu, keterampilan yang dimilikinya, minat, keinginan, dan nilai kemasyarakatan, tekanan, dan arah kecenderungan dunia kerjanya, akan sangat membantu individu dalam mencapai kecocokan dan kepuasan kerja. Dalam kegiatan konseling karier, penjelasan yang diberikan mengenai informasi pekerjaan ini bertujuan untuk mengukuhkan pilihan karier yang telah diambil individu dan membantu individu kalau ia mengalami ketidakpastian antara dua pilihan yang sama-sama menarik. Informasi karier juga bermaksud memberikan dasar pengujian pilihan yang tepat, dan bertujuan memotivasi individu yaitu dengan cara melibatkan individu secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.


BAB III
KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Pada saat masih kecil, masa depan terkesan dapat memberikan jutaan kesempatan. Ginzberg berargumentasi bahwa hingga usia 11 tahun seorang anak masih dalam tahap fantasi dari pemilihan karir. Dari umur 11 hingga 17 tahun, remaja ada dalam tahap tentative dari perkembangan karir, sebuah transisi dari tahap pengambilan keputusan realistis dari masa dewasa muda. Ginzberg percaya bahwa kemajuan remaja terlihat mulai dari mengevaluasi minat mereka (11 hingga 12 tahun) lalu mengevaluasi kemampuan mereka (13 hingga 14 tahun) sampai mengevaluasi nilai mereka (15 hingga 16 tahun).




DAFTAR PUSTAKA
Dharsana, I Ketut. 2010. Diktat Konseling Karir dan Problemtik Konseling. Singaraja:
Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas  Pendidikan Ganesha.
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
http://wwwhouseofcounseling.blogspot.com/2012/12/sekilas-tentang-teoriginzberg. html ( di unduh pada hari Selasa, 23 September 2014 pukul 17.21 WIB )
http://counselingcare.blogspot.com/2012/04/konseling-karir.html ( di unduh pada hari Selasa, 23 September 2014 pukul 17.00 WIB )
Osipow, S.H 1983.  Theories Of Carier Development, Pretice Hall.inc- New Jersey

Unknown

About Unknown -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :

1 comments:

Write comments
moris
AUTHOR
29 April 2020 at 01:23 delete

Dapatkan Bonus Refferal seumur HIdup dari permaina poker yang kamu tawarakan ke Kawan kawan anda.
Info hub :
WA : +6281333555662

Reply
avatar